Tanjungpinang, KepriDays.co.id – Pemerintah Kota Tanjungpinang segera menambah kekurangan jumlah guru baik untuk SD maupun SMP. Karena hal tersebut merupakan masalah pokok dalam peningkatan kualitas pendidikan di Tanjungpinang.
Kalau sekarang, Pemko membangun sekolah tanpa didukung dengan ketersediaan guru, ini akan menimbulkan persoalan serius dalam proses pembelajaran di kelas.
“Siapa yang akan mengajar. Tak mungkin anak anak SD diajarkan guru yang tidak ahli dalam bidang pelajaran,” kata dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Miftahul Ulum Tanjungpinang, Rini Pratiwi, kemarin.
Menurut data dari Dinas Pendidikan Tanjungpinang, jumlah guru yang harus ditambah sebanyak 500 lebih orang. Ini bukan jumlah yang sedikit. Apalagi jumlah guru pensiun semakin banyak.
“Jangan sampai guru matematika nanti mengajar bahasa Indonesia, atau guru Bahasa Inggris mengajar guru bidang kesenian hanya karena kekurangan guru,” tambah dia.
Disebutkan, idealnya pembangunan sekolah dengan penerimaan guru harus seimbang. Jangan sampai Pemda membangun sekolah terlebih dahulu di wilayah Tanjungpinang Timur, namun ketersediaan guru tidak disiapkan.
Karena guru adalah faktor penentu keberhasilan anak didik dalam memahami suatu proses pendidikan yang bisa diukur melalui akhlak, nilai maupun pergaulan sehari hari.
Mumpung tahun ini, kata Rini, dikabarkan akan ada penerimaan guru oleh pemerintah pusat, maka Pemko melalui Dinas Pendidikan serius meminta kouta yang besar untuk memenuhi kekurangan guru di Tanjungpinang.
“Penerimaan guru harus melalui seleksi yang ketat agar menghasilkan guru-guru yang berkualitas dalam mendidik anak anak. Karena orang tua menitipkan anak anak mereka dengan harapan di sekolah melalui didikan guru, anak anak akan mengalami perubahan perilaku. Karena tugas guru bukan hanya memberikan ilmu pengetahuan agar anak didik tambah pandai, tapi juga mendidik menjadi manusia yang berkarakter baik,” kata Rini.
Guru saat ini, jelasnya, sudah melalui proses pendidikan yang memadai karena mereka bukan hanya diajarkan tentang metode pendidikan, tapi juga diajarkan praktek mengajar dan diberikan pelatihan dalam asrama. Dengan demikian, kesadaran tugas mereka sebagai pendidik, sudah terasah dengan baik.
Dari segi pendapatan, lanjutnya, guru saat ini juga sudah sejahtera karena mendapatkan pelbagai insentif dari pemerintah. Sehingga tak ada alasan lagi guru main-main dalam mengajar.
“Tugas pemerintah sekarang memenuhi proses pembelajaran sesuai dengan standar minimal yang sudah diatur dalam peraturan yang berlaku,” katanya.
Rini yang pernah kuliah guru di Universitas Negeri Padang ini menyatakan, jika proses penerimaan guru baru tahun ini harus betul betul mengutamakan kemampuan kompetensi guru. Guru yang benar benar cinta dengan profesi pendidik sehingga mereka tidak akan pindah ke profesi lain dan mengabdi sampai pensiun sebagai seorang guru.
“Kita harus kembalikan Tanjungpinang sebagai kota pelajar yang pernah hebat di tahun 1980 hingga 90 an. Biarlah Batam jadi kota industri, Tanjungpinang harus fokus menjadi menjadi kota pendidikan ataupun kota budaya.Dan itu dimulai dari proses pemerataan kualitas guru dan fasilitas sekolah,” tambahnya. ***