Tanjungpinang, Kepridays.co.id– Jelang Lebaran Idul Fitri, diharapkan tidak ada lonjakan harga yang signifikan untuk Bahan Pokok (Sembako) di Kota Tanjungpinang.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Walikota Tanjungpinang, Hj. Rahma dalam rapat rutin bulanan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tanjungpinang di Ruang Rapat Raja Haji Fisabilillah, Kantor Walikota Tanjungpinang, Selasa (14/5) kemarin.
Inflasi Kota Tanjungpinang pada bulan April tahun 2019 masih stabil, dengan mencatat inflasi sebesar 0,16%. Data tersebut diperoleh dari Data Bank Indonesia perwakilan Kepri dan BPS Kota Tanjungpinang.
Rahma menjelaskan bahwa untuk perkembangan harga bahan komoditas bahan pokok di Kota Tanjungpinang saat ini masih tergolong stabil seperti yang telah disampaikan dalam rapat TPID sebelumnya.
Ia mengatakan bahwa untuk menekan harga pasar selama bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, semua pihak harus bekerja lebih keras untuk memantau perkembangan stok dan harga barang kebutuhan pokok.
“Jangan sampai masyarakat mengeluh dan menyalahkan Pemerintah atas harga yang melonjak tinggi tanpa terpantau oleh Pemerintah, dan selalu memperhatikan harga barang kebutuhan pokok sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan,” ujar Rahma.
Sedangkan Gunawan selaku Perwakilan Bank Indonesia di Kepri mengatakan hal yang sama, bahwa untuk saat ini inflasi di Kota Tanjungpinang masih terus stabil yang relatif rendah dibandingkan Batam dan bahkan Nasional.
“Ini merupakan suatu prestasi bagi Kota Tanjungpinang yang harus terus dijaga,” ungkapnya.
Gunawan juga menjelaskan bahwa ada faktor pendorong inflasi di Kota Tanjungpinang seperti dari kelompok bahan makanan, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dan kelompok inti dengan peningkatan daya beli konsumen dengan adanya Tunjangan Hari Raya (THR) dapat mendorong perilaku konsumtif.
“Kota Tanjungpinang mencatatkan inflasi 0.16% (mtm) atau inflasi 2,37% (yoy) lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,28% (mtm), namun lebih rendah dibandingkan April 2018 dengan inflasi sebesar 2,72% (yoy),” katanya.
Inflasi Tanjungpinang, katanya, terutama bersumber dari Inflasi kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,28% (mtm) dengan andil 0,18% (mtm), terutama disebabkan kenaikan tarif angkutan udara akibat permintaan yang cukup tinggi.
“Inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,08% (mtm) dengan andil 0,02% (mtm), terutama didorong kenaikan harga minuman ringan,” kata Gunawan.
Sementara diketahui sejak tahun 2015, lnflasi Tanjungpinang mengalami tren menurun, namun tren peningkatan harga masih terjadi menjelang Hari Raya Besar Keagamaan (Lebaran dan Natal). (*)
Editor: Roni