BPTP Kepri Kembangkan Model Bioindustri: Integrasi Sayuran dan Ternak Kambing Terbukti Efisien

Tanjungpinang, KepriDays.co.id-Program bioindustri yang diusung oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah diimpelementasikan oleh semua Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang tersebar di 33 provinsi. Salah satunya BPTP Kepulauan Riau yang menerapkannnya di desa binaannya telah berhasil terasa manfaatnya.

Kelompok Tani Harapan Jaya merupakan pelaksana Kegiatan Model Pengembangan Pertanian Bioindustri Hortikultura dengan Sistem Integrasi Tanaman Ternak di Desa Toapaya Asri Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan. Kegiatan ini diharapkan kedepannya dapat membangun Model pertanian bioindustri horti integrasi dengan ternak berorientasi pada pemenuhan pangan (food), pakan (feed), dan biofuel.

Kepala BPTP Kepri, Dr. Ir. Sugeng Widodo, MP. mengatakan, kegiatan Bioindustri yang dikembangkan Balitbangtan mengusung konsep zero wise yang cukup sederhana, yaitu Integrasi Tanaman dan Ternak. Beberapa provinsi menerapkan model Integrasi Sayuran+Sapi; Padi+Sapi; Kakao+Kambing; Salak+Kambing PE, Sawit+Sapi PO; Sayuran Organik + Sapi; Horti + Kambing dan lain sebagainya.

Sedangkan Inovasi yang diperkenalkan oleh BPTP Kepri ke petani binaan pun memiliki konsep yang sama, yaitu pemanfaatan limbah ternak menjadi pupuk organik untuk tingkatkan produktivitas sayuran, serta teknologi pakan untuk meningkatkan performa ternak kambing. “Selain nampak integrasinya, terlihat pula sistem pertanaman yang baik, yaitu memilih “tanaman kompanion” atau tanaman serumpun,” ungkap Sugeng.

“Di lahan yang sama seorang petani dapat secara bergantian menanam buncis, tomat, dan cabai. Dalam penanaman ketiga komoditas sayuran tersebut, penggunaan ajir hanya perlu 1 kali pemasangan saja. Hal ini menunjukkan pemilihan tanaman kompanion dapat menghemat pemakaian ajir,” cerita Supriyanto, Ketua Kelompok Tani Harapan Jaya.

Penerapan model bioindustri ini terbukti efisien. Inovasi pupuk organik padat dan cair yang diolah oleh masing-masing petani untuk lahannya sendiri, misalnya telah menurunkan penggunaan pupuk dan pestisida kimia sebesar 40%.

“Model bioindustri di sini termasuk ke dalam level ke-3. Pada tingkat ini ditandai dengan zero waste, terjadi peningkatan nilai tambah dalam semua aspek bagian, berkelanjutan, dan kembali kepada organik” papar R. Catur Prasetiyono, SP., S.Pt. Penyuluh BPTP Kepri.

Model bioindustri di Kelompok Tani Harapan Jaya telah memasuki tahun keempat. Melalui kegiatan ini, telah tersusun dan beraktivitas dengan baik integrasi ternak kambing dengan horti. Pemeliharaan kambing di kandang memperoleh pakan utama dari dedak, dan ditambahkan rerumputan atau hijauan makan ternak (HMT) lainnya sebagai pelengkap nutrisinya. Kambing yang dipelihara merupakan kambing dengan tujuan penggemukan.

Capaian lainnya yaitu limbah dari kandang yang berupa kotoran dan urine kambing, dialirkan ke dalam penampung. Hasil limpahan akhir dari kotoran kambing dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang telah dibentuk dalam granuler dan dikemas dalam kantong plastik ukuran kemasan 25 kg. Sementara limbah cair berupa urin kambing dimanfaatkan sebagai pupuk cair organik yang sebagian besar diaplikasikan kembali ke lahan sayuran dan horti.

Tahun 2019 merupakan tahun terakhir pendampingan Badan Litbang Pertanian dan BPTP Balitbangtan Kepri dalam Model Bioindustri ini. “Kegiatan Model Biodustri ini harus sudah mencapai tahapan Korporasi. Harapannya, jika tahapan korporasi dapat dicapai maka peningkatan nilai tambah bagi harga sayuran organik dan peningkatan pendapatan petani akan dapat dicapai dengan baik,”ungkap Dr. Ir. Sugeng Widodo Kepala BPTP Kepri.

“Tahun 2020, konsep bioindustri sayuran+ternak kambing akan direplikasikan di Bukit Langkap Kabupaten Lingga bekerjasama dengan Pemda/Dinas Pertanian dan Pangan pada kegiatan lumbung pangan kawasan perbatasan/LPWP di Bukit Langkap,”Jelas Sugeng. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *