Jakarta, KepriDays.co.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia terus mendorong program pencampuran biodiesel 50 persen berbasis minyak sawit (CPO) dengan solar atau B50 pada tahun 2026. Jika terlaksana, nantinya Indonesia tidak perlu lagi mengimpor solar.
Bahlil menceritakan, Indonesia telah memulai program wajib B40 alias pencampuran produk solar dengan 40 persen minyak sawit mentah mulai 1 Januari 2025.
“Pada tahun 2026, rencana pemerintah akan mendorong ke B50. Jadi dengan demikian kita tidak lagi mengimpor tenaga surya pada tahun 2026,” tegas Bahlil di Jakarta, dikutip Rabu (8/10).
Selain program tersebut, Bahlil menambahkan, dirinya juga telah mendapat persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto untuk memulai proyek etanol 10 persen (E10).
Melalui mandatori ini, produk bensin nantinya akan dicampur dengan 10 persen etanol. Bahlil mengklaim itu sebagai proyek energi bersih lanjutan, setelah sebelumnya memulai program biodiesel.
“Kemarin malam sudah kami rapat dengan Pak Presiden. Pak Presiden sudah mengusulkan untuk merencanakan mandatori 10 persen etanol. Dengan demikian kita akan mencampur bensin kita dengan etanol,” ungkapnya.
“Tujuannya apa? Agar tidak kita mengimpor banyak dan juga untuk membuat minyak yang bersih, ramah lingkungan,” kata Bahlil.
Selain transisi energi, program E10 juga diklaim akan membuat Indonesia lebih mandiri secara energi. Bahlil menyatakan, kebutuhan BBM domestik saat ini masih sangat bergantung pada impor.
“Sekarang potret kita, konsumsi kita BBM itu 1,6 juta barel per hari. Dan lift kita kurang lebih sekitar 600 juta barel (per hari). Jadi kita itu impor 1 juta barel per hari,” ujar dia.
Editor : Roni