Samsat Anambas ke rumah-rumah warga. Foto: Yolana
Anambas, KepriDays.co.id – Minimnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak kendaraan bermotor, masih menjadi persoalan utama di Kabupaten Kepulauan Anambas.
Banyak warga yang menunda bahkan mengabaikan kewajiban tahunannya, terutama mereka yang tinggal di pulau-pulau jauh dari pusat pemerintahan.
Untuk mengatasi hal tersebut, Samsat Anambas mulai gencar melakukan penagihan pajak dari rumah ke rumah.
Langkah ini menjadi terobosan baru dalam meningkatkan kepatuhan sekaligus mendekatkan layanan kepada masyarakat.
Kepala Samsat Anambas, Leny Elviasari mengatakan, metode penagihan langsung ke rumah dirancang agar warga lebih mudah melunasi kewajibannya tanpa harus keluar biaya tambahan.
“Kita membantu masyarakat juga, karena selama ini mereka malas mau ke kantor, sehingga kita lakukan terobosan baru,” ujar Leny Elviasari, Selasa (18/11) kemarin.
Menurutnya, sebagian besar warga enggan datang ke kantor Samsat karena harus menempuh perjalanan laut. Bahkan jarak antar pulau dan biaya transportasi menjadi kendala yang cukup berat.
“Kalau pajak tahunan untuk sepeda motor paling mahal Rp 200 ribu. Nah, mereka kan dari pulau, bisa jadi ongkos ke Tarempa lebih mahal ketimbang bayar pajaknya,” ucap Leny.
Ia menjelaskan, kondisi tersebut membuat banyak wajib pajak memilih menunda pembayaran hingga bertahun-tahun, yang pada akhirnya menimbulkan denda dan beban tambahan bagi mereka sendiri.
Sejauh ini, kata Leny, petugas Samsat juga telah mendatangi setiap kantor desa untuk berkoordinasi dengan aparatur desa setempat agar bersama-sama meningkatkan kesadaran warga.
Ia menegaskan, pentingnya dukungan perangkat desa dalam mengajak masyarakat aktif membayar pajak kendaraan tepat waktu.
“Kami minta perangkat desa ikut mengetuk hati warganya. Pajak ini bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk pembangunan daerah juga,” kata Leny.
Leny menambahkan, program penagihan langsung ini sekaligus menjadi sarana edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya tertib administrasi kendaraan.
Namun demikian, hasil penagihan sementara menunjukkan masih banyak wajib pajak yang belum mau membayar langsung kepada petugas ketika didatangi.
Petugas Samsat tetap bersikap persuasif dan memberikan pemahaman agar masyarakat tidak menunda lagi kewajiban tahunan tersebut.
Menurut Leny, upaya turun langsung ke rumah warga ini bukan semata-mata mengejar pendapatan daerah, tetapi juga membangun budaya tertib administrasi kendaraan di tengah masyarakat.
“Setidaknya kita membantu mereka untuk bayar pajak, dan membangun kesadarannya,” pungkas Leny.
Ia berharap program ini dapat meningkatkan angka kepatuhan wajib pajak dan mempermudah warga yang selama ini kesulitan mengakses layanan Samsat karena faktor geografis.
Wartawan : Yolana
Editor : Roni