OLEH: DIAN FADILLAH, S.Sos
PEMERHATI JALAN JALAN
Kuliner adalah salah satu daya tarik wisata sebuah daerah yang dijadikan alasan kunjungan wisatawan dari dalam dan luar. Suatu daya tarik yang menjadi satu hal penting saat ini. Indonesia sebagai negara berkembang yang terbentang dari Sabang sampai Merauke disamping memiliki alam yang indah tapi juga diikuti dengan kekhasan dan keunikannya.
Kekhasan makanan daerahnya dan keunikan bentuk dan cita rasa yang disajikan. Khas bermakna khusus, teristimewa yang tidak dimiliki daerah lain dan mewakili daerahnya berasal dari makanan yang di konsumsi masyarakat dari dahulu dan unik tersendiri dalam bentuk atau jenisnya lain daripada yang lain, tidak ada persamaan dengan tang lain yang merupakan tujuan akhri sambal atau setelah mengunjungi dan melihat lihat keindahan obyek sekitar yang merupakan peninggalan bersejarah sampai dengan seni pertunjukkan, fashion serta souvenir yang ditawarkannya. Begitu luasnya wilayah Indonesia yang terhampar di bumi pertiwi tidak menutup kemungkinan munculnya keaneka macam ragam jenis makanan dan minuman khas dan unik daerah dikenal.
Pengenalan akan suatu kuliner yang membanggakan masyarakat. Suatu nilai plus yang dapat disimpulkan diantara jenis makanaan dan minuman yang disajikan yang menjadi bagian sebuah menu yang disajikan di Hotel, resort, motel, restaurant, café, casaluna, rumah makan, warung kopi dan kedai kopi diikuti dengan minumannya.
Setiap makaanan dan minuman yang disajikan setidaknya bernilai juara dengan cita rasa sehingga memberikan value added tersendiri dan sangat diyakini memiliki kesempatan merajai lidah wisatawan. Cita rasa yang tidak kalah dari produk luar negeri seperti Pizza, Potataoes, Buritos, Prata, serta menu makanan baru yang merupakan inovasi produk dari produk yang sudah dihasilkan sebelumnya. Kita mengenai makanan dan minuman khas daerah yang sampai saat ini dinikmati masyarakat yang secara keseluruhan seperti Lakse(Tanjungpinang), Karedok, Lotek, gado-gado, lontong, Empek empek (Palembang), Nasi bebek (Surabaya), Tuak (Medan), Skoteng (Betawi), Bajigur (Bandung)
Perbedaan yang ditampilkan dan paduan rasa yang tiada tandingnya tentunya memberikan perbedaan untuk ditampilkan menjadi unggulan di meja makan. Kuliner yang menyelerakan apalagi di konsumsi pada saat tingkat lapar dan haus yang tinggi tidak akan kalah dengan kuliner luar daerah dan luar negeri. Meskipun demikian setiap orang yang datang apakah sebagai Visitor (Pendatang) ataupun wisatawan (Local ataupun Foreign) akan mencoba untuk memperbandingkan masing-masing kuliner yang dicicipi dari segi rasa, selera sampai dengan harga yang kompetitif diikuti tagline produk yang dimaksudsebagai alat pemasaran yang kuat untuk memotivasi pyang akhirnya dpat mengungkapkan betapa pentingnya manfaat dari produkdengan harapan agar pelanggan mendukung merek yang dipromosikan.
Cullinary is yes …. Dari beberapa pengunjung diharapkan mendapat impression yang luar biasa agar mendatangkanpengunjung lainnya secara periodic sebagaimana yang pernah di sampaikan oleh Deddy Herdian dari Jakarta menyampaikan bahwa makanan dan minuman yang disukai dan harus ada di setiap waktu. Kebiasaan kebiasaan kita dan masyarakat di setiap hari mempengaruhi makan dan minum yang memang seharusnya dikonsumsi dan tidak terlepas dari urusan uang untuk melengkapinya.
Ucapan luar biasa masyarakat di daerah melihat peluang kuliner ini dengan mendirikan tempat makan, rumah makan, kedai kopi dalam bnentu food court sehingga memikliki banyak jenis menu makan dan minum yang dipersiapkan untuk setiap yang datang yang sangat sangat kita inginkan dari mulut mulut mereka adalah mak nyos. Bagaimanapun Kuliner dalam konsep Food Court ditambah dengan kemasan hotel merupakan suatu rangkaian industry pariwisata yang sudah melirik aspek bisnis kota wisata yang kreatif yang sangat dijadikan pilihan pengunjung. Kuliner diibaratkan bagaikan sebuah dongeng ksatria piningit dibacakan orangtua kepada anaknya yang mau tidur.
Cerita yang diperhatikan secara serius didengar dan ditunggu setiap saat (kalau bisa cerita bersambung dan tidak ada endingnya). itulah konsep dasar sebuah kuliner. Apalagi Kuliner yang dikemas sebuah food Court atau food centre itu mengesankan dapat dilanjutkan dengan menjaga cita rasa pelayanan prima akan membuat banyaknya pengunjung yang datang dengan jumlah lebih dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika atau (UNITY IN DIVERSITY) meningkatkan pendapatan di Sektor Pariwisatadi Skala nasional menuju kota industry pariwisata kreatif mengwujudkan The Indonesian Famous Cullinary.***