Tanjungpinang, KepriDays.co.id – Selama Bulan Ramadan pemerintah Kota Tanjungpinang melarang Tempat Hiburan Malam (THM) beroperasi. Larangan beroperasi penuh hanya pada lima hari saja.
Lima hari tersebut, dengan kententuan dua hari awal Ramadan, satu hari pertengahan Ramadan dan dua hari akhir Ramadan.
Hal ini dikatakan oleh Kasatpol PP Kota Tanjungpknang, Effendi ketika diwawancarai KepriDays.co.id.
“Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1440H/2019, untuk memelihara kerukunan umat beragama, disamping juga untuk meminimalisir keresahan masyarakat atas beroperasinya tempat hiburan, maka akan ada pengaturan jam operasional,” jelasnya.
Adapun yang termasuk THM yaitu Karaoke, PUB, Karaoke Family, Bilyard, Game Online/Playstation, Warnet, Spa, Pijat Refleksi, Pijat Tuna Netra, Cafe dan lain-lain.
Sedangkan untuk jam operasional THM, selain lima hari yang diwajibkan tutup, yakni mulai pukul 09.00 – 16.00 WIB dan pukul 21.00 – 24.00 WIB.
“Untuk tempat hiburan seperti Dicotique, club malam, Pub, Bar, Live Musik, Panti Pijat, tempat ketangkasan dan sejenisnnya, ditutup penuh selama bulan Ramadan. Kecuali fasilitas Hotel, dapat beroperasi mulai pukul 21.00 – 24.00 WIB,” urainya.
Sementara untuk rumah makan dan sejenisnya seperti Restoran, Pujasera, dan Cafe yang dikengkapi fasilitas hiburan, karaoke dan orgen tunggal, hanya dapat mengaktifkan perakatan musiknya tanpa penyanyi dengan mengatur volume suara untuk tidak mengganggu pelaksanaan ibadah sholat tarawih dan tadarus mulai pukul 21.00-24.00 WIB.
“Rumah makan dan sejenisnya tetap dibuka penuh dan dilarang menggunakan penutup/turai. Namun untuk warung, toko, restoran, cafe untuk tidak menjual minuman beralkohol, dan minuman tradisional sejenis tuak selama ramadan. Bagi yang melanggar ketentuan tersebut akan dikenakan sanksi sesuai peraturan perundangan yang berlaku,” tegasnya.
Kemudian, Sekda Tanjungpinang Riono menambahkan, pemerintah daerah tidak menganjurkan rumah makan ditutup.
“Kalau di buka lebar, orang yang berkewajiban puasa takan mau makan ditempat yang terbuka. Kalau pakai tirai justru berani, karena hanya nampak kaki saja. Kecuali non muslim,” kata Riono.
Penulis: Munsyi Untung
Editor: Roni
Komentar