Kepridays.co.id-Perbedaan permainan pra modern seperti catur dan permainan game kapitalis seperti Minecraft mengajarkan soal masa depan dan pertumbuhan ekonomi.Catur mengajarkan tidak berkiblat teori pertumbuhan ekonomi.Karena lebih ke the winner take all.
Karena dalam permainan catur, kita akan dihadapkan bagaimana saling memakan atau mencermati kesalahan musuh. Menghancurkan musuh. Karena kita tak bisa mengubah pion menjadi kuda dan kuda menjadi benteng. Hanya pion yang berubah menjadi perdana menteri. Biasanya seperti itu.
Tapi jumlahnya tidak bisa bertambah.Yang ada berkurang.
Sedangkan dalam permainan modern Minecraft, kita dilatih untuk pertama – tama membangun desa, membuat persediaan makanan yang cukup, ladang ladang baru dan menciptakan aset aset baru.
Dengan banyaknya aset, si pemain akan mendapat banyak persediaan modal untuk investasi lagi dari kampung membangun kota kota kecil, perumahan, kampus kampus dan pertokoan untuk pemukiman baru, mengeksplorasi laut, membuat pelabuhan. Kita dituntut untuk memanfaatkan aset aset produktif agar bisa berkembang. Dan menambah investasi yang menaikkan nilai investasi daripada membeli tentara.Dengan cara itu kita akan menang dengan membuat peradaban besar.
Dan kalau kita lihat jejak kerajaan Majapahit, Sriwijaya, dua imperium ini membangun peradaban besar dengan menaklukan kerajaan kecil dan menambah setoran upeti dari penaklukan wilayah jajahan baru. Menambah jumlah tanah tanah baru yang diharapkan menjadi sumber untuk kehidupan rakyat.
VOC berhasil menggunakan teori penjajahan dan menguasai aset untuk membuat negara asal perusahaan itu jadi kaya raya. Pun Inggris dan Portugal melakukan hal yang sama untuk mewujudkan dan memenuhi kebutuhan rakyat mereka ketika itu.
Di banyak negara, mengejar tingginya pertumbuhan ekonomi menjadi kesuksesan kekuasaan dan bahkan mencari kepercayaan ppemilih saat pemilu. Mungkin saja kalau Karl Marx masih hidup, Xi akan dimarah.Karena China secara teori ekonomi lebih kapitalis dibandingkan komunis, dan sosialis dalam mengatur perekonomian negara yang memiliki ekonomi terbesar kedua di dunia setelah Amerika.
Namun dengan sistem gado gado, politik lebih ke otoriter, perekonomian dibiarkan kapitalis, membuat China disegani di dunia. Ke depan untuk menjadi maju dan bertahan harus memiliki pertama bahan baku, pengolahan dan pengetahuan. Singapura terbukti maju tanpa dilengkapi dengan bahan mentah.Tapi negara itu menjadi pusat perekonomian Asia Tenggara.
Kebijakan Presiden Jokowi lebih mengutamakan menyiapkan SDM di periode kedua pemerintahannya langkah baik agar kita bisa bertahan dan ikut menjadi pemain di revolusi industri 4.0.Jika tidak disiapkan maka kita akan ikut bermain di revolusi tulang alias pekerjaan kasar.*
Penulis adalah Robby Patria kandidat doktor UTHM yang juga pengamat politik Kota Tanjungpinang