Tanjungpinang, KepriDays.co.id – Pulau Penyengat, siapa yang tidak mengenal dengan pulau ini, pulau kecil yang terpisah dari induknya yakni Pulau Bintan ini terkenal dengan destinasi wisata religi dengan bangunan sejarah yang masih kokoh berdiri sampai saat ini.
Adapun destinasi wisata religinya seperti Masjid Raya Sultan Riau, Komplek Istana Kantor, Benteng Pertahanan serta Balai Adat Melayu dan bangunan lainnya yang masih terjaga.
Pulau Penyengat selain merupakan salah satu destinasi wisata religi, juga memiliki wisata sejarah, wisata budaya yang ada di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepualauan Riau (Kepri), dan tentunya memiliki wisata kuliner atau makanan yang berciri khas masyarakat Melayu.
Bila wisatawan datang ke Penyengat, maka saat mulai menapaki kaki di pelabuhan akan melihat sepanjang pelantar, (jempatan penyebrangan) sejumlah pedagang yang berada di kiri dan kanan menjajakan aneka makanan.
Ada beberapa jenis cemilan yang dijajakan pedagang sepanjang pelantar menuju Masjid Raya Sultan Riau ini, dimana ada jenis makanan yang dibakar dalam pelepah daun kelapa yakni Otak-otak. Otak-otak ini memiliki aneka rasa, mulai dari rasa Ikan, Sotong, Udang, Cumi-cumi dan jenis ikan lainnya.
Ada Deram-deram, makanan ini berasal dari tepung beras yang di campur dengan gula merah aren untuk rasa manisnya. Proses pembuatan deram-deram ini dengan di goreng dan dibentuk bulat-bulat dengan ukuran kecil-kecil, dan rasanya legit, gurih juga kranci saat dimakan masih hangat dan, sangat cocok dimakan bersama air teh atau kopi hangat.
Selain itu cemilan Tepung Gomak, cemilan ini merupakan makanan khas masyarakat Melayu yang terbuat dari tepung beras pulut (ketan), dimana di dalamnya terdapat parutan kelapa muda yang dicampur gula merah. Sementara di luar adonana cemilan ini dilumuri dengan tepung kacang hijau yang membuat cita rasanya sangat khas Melayu.
Pedagang yang menjajakan aneka makanan khas cemilan di Pulau Penyengat Reni mengatakan, dirinya berjualan sudah lumanyan lama dan selalu menjajakan makanan cemilan khas Melayu ini, selain juga tentunya menjual aneka ikan bakar untuk makanan beratnya.
“Ya kalau cemilan ini ada yang langsung dimakan di tempat, ada juga yang dijadikan oleh-oleh untuk dibawa pulang wisatawan,” katanya.
Ia menambahkan, wisatawan yang datang sangat menyukai makanan cemilan itu, selain karena makanannya enak untuk di emil, juga harganya murah meriah.
“Tidak mahal harganya untuk Otak-otak dengan ukuran kecil hanya Rp1.000 dan ukuran sedikit besar hanya Rp1,500 sampai Rp2.000. Tapi kebanyakan kami jual yang Rp1.000 dan untuk Deram-deram untuk satu bungkus isi 12 buah hanya Rp7.000,” ujarnya.
Upik salah satu pengunjung mengatakan dirinya sangat suka dengan cemilan yang di jual di sini, selain rasanya enak-enak juga harganya tidak memberatkan dan sangat terjangkau.
“Saya beli Deram-deram dan Otak-otak untuk oleh-oleh. Ya bila datang ke Penyengat, masa tidak beli oleh-oleh untuk sudara di kampung,” katanya yang mengaku dari Tanjungbatu, Karimun.
Sebelumnya Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan, bila sektor pariwista di Kepri kembali bergeliat dengan banyaknya pengunjung atau wisatawan datang, tentunya akan memberi dampak positif bagi dunia usaha pariwisata, dan akan menggairahkan perekonomian masyarakat.
“Ya salah satunya pelaku usaha kuliner akan merasakan dengan bangkitnya pariwisata ini. Wisatawan akan membelanjakan uangnya untuk membeli aneka kuliner untuk dikonsumsi dan untuk oleh-oleh tentunya,” katanya.
Sementara Plt. Raja Heri Mocrizal mengatakan, memang Penyengat merupakan destinasi wisata religi yang sudah menjadi warisan dunia. Namun bukan hanya wisata religi saja, wisata kuliner di Pulau Penyengat juga memanjakan wisatawan berkunjung disana.
Apalagi disantap sambil melihat-lihat laut didepan dermaga pelabuhan masuk Pulau Penyengat, dan ada juga wisata kuliner yang berada didepan Gedung Balai Adat.
“Kulinernya murah meriah. Jadi memanjakan para wisatawan berkunjung ke Pulau Penyengat selain untuk ziarah dan melihat cagar budaya Melayu,” ujarnya.
Wartawan: Sutana
Editor: Roni