Tanjungpinang, KepriDays.co.id – Vihara Avalokhi Thesvara Graha yang berada di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjadi salah satu destinasi wisata religi bagi umat Budha.
Selain itu vihara yang di kelola oleh pengusaha sukses asal Kota Tanjungpinang ini disebut sebagai vihara paling besar dan terluas di Indonesia, bahkan di klaim paling terbesar se Asia Tenggara.
Sungguh luar biasa bila hal itu benar, sehingga nama Kota Tanjungpinang dan umumnya Provinsi Kepri makin terkenal dengan keberadaan destinasi wisata religi umat Budha, sehingga sejajar dengan destinasi religi umat Islam dengan adanya masjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat yang sudah melegenda.
Apalagi Vihara ini dibuka juga untuk umum, jadi masyarakat juga boleh kesana untuk sekedar melihat – lihat dan duduk di area tamannya yang luas.
Sedangkan diketahui Vihara Avalokhi Thesvara Graha Tanjungpinang ini memang memiliki beberapa bangunan dan juga patung-patung dewa dewi di dalam gedung utama vihara dan di luar gedung.
Di dalam vihara juga ada patung Dewi Kuan Yin yang sangat besar dan yang unik patung ini dilapisi emas, dan juga di kiri dan kanan di dalam gedung vihara ini terdapat patung-patung dewa dan dewi.

Selain gedung utama vihara ternyata di vihara ini juga telah berdiri Pagoda yang cukup besar dan memiliki ketinggian yang cukup tinggi, dan di dalam komplek vihara ini juga dilengkapai dengan gedung kramarotarium yang juga sangat luas.
Perlu diketahui sebelum masa pandemi Covid-19, Vihara Avalokhi Thesvara Graha sering menyelenggarakan Pabajja Samanera yang merupakan program untuk melatih bagi para calon bhikkhu sebelum diangkat menjadi bhikkhu.
Calon bhikkhu yang mengikuti program Pabajja Samanera ini bukan hanya dari Indonesia saja, tetapi ada dari negara Malaysia, Singapura, Taiwan bahkan dari China dan jumlahnya tentunya tidak sedikit bahkan mencapai 300 orang lebih.
Dimana, sebelumnya para Bhiksu tersebut melakukan pelatihan di Batam selama tiga hari dan dilanjutkan di Tanjungpinang, sehingga total pelatihan selama 7 hari.
Setibanya di Vihara Avalokhi Thesvara, para bhikkhu tersebut melakukan ritual sujud dengan setiap tiga langkah berjalan dan saat langkah ketiga para bhiksu bersujud hal tersebut dilakukan berulang-ulang mulai pintu gerbang vihara sampai ruang utama Vihara.
Pabajja samanera ini lansung dipimpin oleh 30 bhikkhu yang juga ikut serta dalam pembimbingan pabajja ini.
Puncak Pabajja Samanera diakhiri dengan melakukan Pindapatta yang dimulai di Vihara Bahtera Sasana di Jalan Merdeka Tanjungpinang yang dipimpin oleh 30 bhikkhu
Menurut Hengky Suryawan yang merupakan pemilik vihara ini mengatakan, pindapatta adalah tradisi budhis yang dilaksanakan oleh para bhikkhu atau rohaniawan maupun samanera, yakni dengan cara berjalan kaki sambil membawa patta (mangkok makanan) untuk menerima makanan dari umat guna menunjang berlangsungnya kehidupan.
“Pindapatta akan dimulai dari di Vihara Bahtra Sasana, dilanjutkan berjalan melalui jalan Merdeka, Jalan Pos jalan pasar Ikan, jalan Gambir, jalan Tambak dan berakhir di Akau Potong Lembu,” katanya.
Untuk selanjutnya, tambah Hengky, selesai melakukan pindapatta peserta akan kembali ke Vihara Avalokhi Thesvara Graha untuk melakukan doa bersama.
“Selain itu nantinya ada penyerahan piagam sekaligus menunjuk peserta yang menjadi bhikkhu,” jelasnya.
Sedangkan Gubernur Kepri Ansar Ahmad dalam perayaan keagamaan mengatakan kerukunan umat beragama harus dijaga, sehingga akan tercipta kedamaian dan keharmonisan antar umat beragama.
“Bila umat beragama rukun dan damai, maka semua akan berimbas ke semua sektor termasuk di bidang pariwisata yang semakin maju. Justru perbedaan jangan jadi penghalang, namun harus dijadikan sebagai keunikan yang harmoni sehingga akan diminati wisatawan,” katanya.
Sementara, Plt. Kadis Pariwisata Kepri, Heri Mocrizal mengatakan, Vihara tersebut banyak dikunjungi wisatawan asing dari Singapura, Malaysia bahkan ada juga langsung dari Cina.
Keberadaan Vihara ini, kata Heri, memang membantu peningkatan kunjungan wisman ke Kepri. Makanya destinasi wisata religi yang juga bisa dikunjungi masyarakat umum ini menjadi andalan.
“Banyak wisatawan asing yang hadir, rata-rata memang ingin ibadah dan sekedar lihat-lihat. Karena memang Vihara paling besar di Kepri,” terangnya.
Wartawan: Sutana
Editor: Roni