Anambas, KepriDays.co.id – Sayur-mayur kerap menjadi komoditas langka di Kabupaten Kepulauan Anambas jika musim ekstrem tiba.
Pasalnya, ketersediaan komoditas ini masih bergantung pasokan dari Tanjungpinang. Saat musim angin utara tiba, pasokan sayuran terhambat akibat kapal-kapal yang biasa membawa sayuran dan komoditas lain berhenti berlayar.
“Menjawab tantangan ini, kita berdayakan petani lokal. Berikan pemahaman kepada mereka mengenai cara bertani yang benar agar hasil pertanian mereka bisa panen maksimal,” kata Field Relations Medco Energi, Kemal, Jum’at (22/11/2024) kemarin.
Saat ini, Medco Energi telah menurunkan sejumlah ahli pertanian untuk membimbing petani lokal, agar sukses dalam menjalani kegiatannya.
Masih dikatakannya, untuk tahun ini ada 44 orang petani lokal yang mendapatkan pemdampingan dari ahli pertanian.
“Terdiri atas 37 petani regular dengan luas kebun mencapai 1.000-2.000 m2 dan 7 petani pekarangan dengan luas mencapai 50-500 m2,” terang Kemal.
Kemal mengatakan, selain beroperasi untuk berkontribusi pada ketahanan energi dan peningkatan produksi migas, Medco Energi juga berkomitmen meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar wilayah operasi.
‘’Melalui program-program keberlanjutan seperti ini, Medco Energi terus berkomitmen untuk tumbuh bersama masyarakat dan mendukung ketahanan pangan nasional,’’ kata Kemal.
Sementara, salah seorang petani yang ada di Rintis, Kecamatan Siantan, Halim mengaku, terbantu dengan adanya program bimbingan dari ahli pertanian.
“Kita didampingi lah dari proses penyemaian, pengenalan benih, pengolahan lahan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, keamanan pestisida serta olahan sayuran,” ujar Halim, saat dijumpai.
Halim menerangkan, dari hasil bimbingan, petani mampu memanen komoditas utama untuk dipasarkan di dalam daerah.
“Kelompok kami ada yang menanam aneka jenis sayuran dan buah, seperti jagung, labu air, terong, oyong, pare, cabai rawit hijau, sawi, pakcoy, seledri, kangkung, kacang panjang, timun, bayam, semangka dan melon. Alhamdulillah berhasil, panen terus,” tutur Halim.
Sedangkan dari hasil panen, petani mampu meraup keuntungan mencapai Rp 6 juta per bulan untuk petani kebun, dan Rp 700 ribu untuk yang petani pekarangan rumah.
“Kelompok kita ada 200 orang. Dengan memahami cara bertani yang benar, tidak munafik juga pendapatan kita meningkat. Hasil yang bibit kita tanam selalu panen,” ungkap Halim.
Wartawan: Yolana
Editor: Roni