Tanjungpinang, KepriDays.co.id – Mengenang Tragedi Samsat 23 Tahun lalu yang mengobrak-abrik Kantor UPTD Samsat Riau dulunya, hari ini Senin 19 Mei 2025 para pejuang Kepri melalui GM BP3KR hadir silaturahmi dan bercengkrama bersama UPTD Samsat Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) namanya sekarang.
Basyaruddin Idris alias Tok Oom selaku Ketua GM BP3KR menyatakan, dalam mengenang peristiwa tragedi Samsat Tanjungpinang para Pejuang Kepri menceritakan sejarah kelam tersebut.
“Kami berkumpul untuk mengenang peristiwa Tragedi Samsat. Ini merupakan sejarah yang harus diingat dalam memperjuangkan terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau untuk merebut kantor ini menjadi Samsat Kepri,” kata Oom.
Oom juga mengajak seluruh masyarakat untuk terus membangun Provinsi Kepri, karena Provinsi ini bukan diberikan namun diperjuangkan dengan penuh pengorbanan termasuk Tragedi Samsat ini.
“Tragedi Samsat ini terjadi 18 Mei 2002, banyak perjuangan yang dilakukan dan ada 3 nama yang sentral, seperti, Jefri, Yanto dan M. Amin, masuk penjara karena mengganti Plank Samsat Riau jadi Kepri. Maka marilah kita bangun Kepri untuk masa depan yang gemilang. Jaya terus Provinsi Kepri, selamat Hari Marwah Kepri 2025,” kata Oom.

Sedangkan, Kepala UPTD Samsat Tanjungpinang Provinsi Kepri, Mohammad Hanafiah mengatakan, para pejuang semua ini sangat berjasa dalam membentuk Provinsi Kepri, tentu sangat dihormati bisa hadir di UPTD Samsat Tanjungpinang.
“Kami menyambut baik peringatan Peristiwa Tragedi Samsat, disini menjadi tonggak sejarah dalam membentuk Provinsi Kepri. Kami berbesar hati dan menyambut baik kehadiran pejuang ke sini,” ucapnya.
Sementara, Ketua Harian BP3KR Syahril Effendi alias Tok Syahril mengatakan, sejarah pengorbanan Tragedi di UPTD Samsat Tanjungpinang pada 18 Mei 2002, termasuk Istri Oom sempat dilarikan oleh Hendrik Birong dari kejaran oknum-oknum yang menolak terbentuknya Provinsi Kepri.
“Jadi ada juga yang menolak, sehingga ada benturan antar pejuang. Namun semua telah selesai, saatnya membangun Kepri Sejahtera kedepan,” ucapnya.
Editor: Roni