HIDUP BAGAI MENGEJAR SECANGKIR KOPI

Oleh:
DIAN FADILLAH, S.Sos
KETUA SANGGAR LEMBAYUNG KEPRI

Lebaran Idul Fitri sudahpun usai yang diikuti dengan Hari Raya Qurban beberapa waktu lagi. Bau- bau pertemuan yang diawali oleh senyuman sang Caleg sudah mulai terasa disana sini terutama dipenjuru Kota Tanjungpinang, Prov Kepri dan di Indonesia.

Di beberapa pusat Kota dapat dilihat keramaian pertemuan pertemuan dadakan atau pertemuan yang sudah direncanakan. Pertemuan itu bisa dibuat dengan judul dan tema yang disesuaikan sesuai kebutuhan.

Apakah itu saat moment World Cup 2018 beberapa waktu lalu atau kegiatan Coffee Morning, Bincang-bincang atau tukar pikiran sambil menjelaskan visi misi di Rumah makan/Restaurant sampai ke Kedai/Warung Kopi tertentu.

Nuansa keterdekatan dan silaturahmi sengaja dinampakkan dalam pertemuan itu sehingga semuanya akan tau yang bersangkutan itu adalah caleg untuk DPRD, DPRI dan DPD.

Otomatis permasalahan makan dan minum saat itu penuh ditangani oleh pihak yang mengundang. Animo masyarakat dalam menyambut pola seperti ini cukup persuasive meskipun KPU sudah melarang sosialisasi dalam beberapa waktu ini apalagi dengan membawa atribut atribut untuk pemilihan nanti.

Terkadang Mesjid/Mushalla dan rumah ibadah tidak terelakkan untuk hal tersebut dengan berbagai aktivitas yang mendekati tujuan dan makna. Kesibukan sudah mulai Nampak bermunculan di Faceboopk, BBM, Line dan Whatapp secara terang terangan.

Pemandangan itu tidak asing lagi dilihat menjelang Pilpres dan Pileg tahun 2019 nanti. Apabila kita bertanya kepada semua lapisan masyarakat Apakah kamu menyukai mereka atau menyukai uang mereka sebagai bentuk pendekatan ke hati masyarakat sembari mengumpulkan informasi lengkap yang dipakai untuk pemilihan nantinya.

Kopi, teh, susu, prata, nasi lemak, lontong dan jenis makan minum lainnya diberikan sebagai kompensasi kegiatan barter yang dimaksud agar mencapai tujuan. Ada juga sebahagian caleg sebagai incumbent ataupun tidak yang dianggap sebagai petinggi/tokoh/professional di masyarakat takut keluar rumah atau menghidupkan handphone karena tagihan langsung atau tidak untuk ngopi time.

Ketenangan masyarakat agak terusik dengan upaya-upaya seperti itu. Beberapa pihak memang menunggu moment ini akan tetapi pihak lain agak merisaukan moment ini, karena akan mengeluarkan budget besar sebagai biaya operasional dalam mata anggaran pribadi dan kebetuhan lainnya.

Pada prinsipnya hal seperti ini memang merupakan sebuah kebiasaan di manapun daerah yang menandakan akan ada suatu perhelatan besar yang ditungu tunggu masyarakat meskipun merasa dipojokkan dan akhirnya terpaksa memberikannya, karena ada unsur take and give sehingga tidak memiliki alasan untuk menolak.

Kalau tidak niat/tidak mau memberi setidaknya ya jawab dengan baik tanpa harus mencela dan mengelak kesana kesini. Berikan jawaban yang enak penuh rasa baik hati sehingga dalam kondisi saat ini tidak membuat adanya nilai negative caleg yang akan maju pada pemilihan nanti berdampak mudarat pada diri pribadi dan keluarga.

Kalau masih ngeyel juga ya tinggalkan saja dia sendiri dengan suatu alasan… mengapa harus takut apalagi kita tidak pernah punya masalah dan kesalahan .. itu toh anggap saja bersedekah kepada kaum dhuafa dan fakir miskin serta beramal shaleh karena bagaimanapun tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah (memberi lebih baik daripada menerima).

Dalam situasi apapun kita harus dapat menciptakan suasana Beriman Bersih Rapi Indah dan Nyaman yang membuat kondusif agar komunikasi berjalan sebagaimana mestinya saling membutuhkan dengan yang lain.

Kalau kita dapat memberi sesuatu kepada orang lain maka akan berafiliasi kepada kenikmatan dan rezeki kita nanti dengan berbagi disamping pahala amalan kebaikan yang diberikan Allah, karena sudah menjaga hubungan sesama manusia hablumminannas sehingga Allah swt akan mencatat sebagai hubungan harmonis hablum minallah dengan nilai positif nanti di akhirat.

Memberi bernilai Sejuta Niat dan tujuan dalam Konsep Give and take secara Kamus Umum bahasa Indonesia dapat diartikan” Menyerahkan sesuatu hal dalam bentuk apapun yang bertujuan :

1). Memberikan apa yang menjadi kelebihan.
2). Membei dengan niat tersembunyi.
3). Memberikan hal yang kecil tapi bermanfaat kepada orang banyak.
4). Hidup bagaikan secangkir kopi Pemberian sesuatu sebagai suatu imbalan dengan ikhlas tentunya ada yang Un-predicable dengan harapan secara nyata dalam kehidupan yang serba mysterious. Mari berupaya membuat pilihan yang smart untuk masa depan 5 tahun kedepan untuk pemilihan terbaik dan semoga kita semua berada dalam kebaikan serta amal kebaikan diterima oleh Allah swt. ***