Karimun, Kepridays.co.id – Salah seorang penumpang Lion Air JT 378 tujuan Jakarta-Batam penerbangan hari Selasa (14/4) kemarin, bernama Jufry yang tinggal di Kampung Baru, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri merasa kecewa terhadap pihak maskapai Lion Air.
Kekecewaan tersebut dirasakan karena kelalaian yang dilakukan oleh pihak Lion Air, terhadap jenazah anak perempuannya bernama Aqilah yang berusia 9 tahun.
Jenazah putrinya tersebut diduga ditinggalkan oleh pihak maskapai di Bandara Soekarno-Hatta, tanpa melakuka konfirmasi dengan pihak keluarga.
Ayah almarhumah Aqilah bernama Jufry, saat ditemui media ini di kediamannya mengatakan, bahwa ia dan istrinya terkejut pada saat ia tiba di Bandara Hang Nadim Batam, jenazah putrinya tidak sampai di Bandara.
“Kami berangkat dengan jadwal yang sama dan maskapai yang sama, jadi pas sampai di Bandara saya menunggu jenazah putri saya diturunkan dari pesawat untuk dimasukkan ke ambulance, akan tetapi ternyata jenazah putri saya tidak ada di pesawat yang sama kami tumpangi,” ujarnya, Rabu (15/5) malam.
Jufry menunjukkan surat-surat lengkap yang diberikan oleh maskapai perihal pengangkitan jenazah pada maskapai yang sama.
Dalam surat keterangan yang diterima pihak keluarga, jenazah anaknya tersebut akan diterbangkan bersama dengan mereka menggunakan maskapai Lion Air JT 378.
Sebelum melakukan penerbangan pihak keluarha sudah melakukan pembayaran sebesar Rp. 10,5 juta untuk mengantarkan jenazah anaknya tersebut, hanya sampai di Bandara Hang Nadim Batam.
“Adik saya coba bertanya kepada pihak Lion Air, tapi meraka tidak ada jawaban,” tambahnya.
Mengetahui jenazah anaknya tersebut tidak ada, langsung membuat Jufry dan anggota keluarga lainnya panik. Perihal itu dimintai Jufri kepada adiknya untuk mempertanyakan kepada pihak maskapai soal keberadaan jenazah Aqilah namun tidak ada jawaban.
“Jadi saya tunggu juga jenazah putri saya sampai ada. Lalu sekitar jam 18.45 WIB, setelah saya selesai sholat dan kembali ke Bandara, ternyata jenazah putri saya baru diturunkan dari pesawat dan saya tidak tahu pesawat apa yang membawa jenazah putri saya,” ungkap Jufry.
Setelah tiba jenazah putrinya di Bandara, lalu pihak keluarga langsung membawa pulang almarhumah Aqilah untuk menyebrang lautan agar segera sampai ke Tanjung alai Karimun, denga menggunakan boat pancung yang menggunaka mesin berkapasitas kecil.
“Saya tak bertanya sama pihak Lion Air, putri saya dibawa pakai pesawat apa, karena saya langsung buru-buru mau bawak pulang, supaya bisa langsung dimakamkan,” ujar Jufry.
Langsung Dimakamkan Malam Hari
Menggunakan boat pancung, jenazah Aqilah langsung dibawa menuju Karimun sekira pukul 19.45 Wib. Dengan tanpa dibekali penerangan yang memadai dan melewati laut lepas, keluarga tetap membawa jenazah putrinya untuk secepatnya dimakamkan. Bahkan, mesin boat pancung sempat mengalami mati mesin ditengah laut sebanyak empat kali.
“Untung angin dan gelombang tidak kuat, taulah apabila malam cuaca seperti apa ditengah laut. Ditambah kita bawa jenazah dan bawa saudara kembarnya Aqilah,” katanya.
Jenazah pun tiba di Kabupaten Karimun sekira pukul 21.00 Wib dan disambut pihak keluarga dengan tangisan haru. Jenazah aqilah langsung dimakamkan malam itu juga oleh pihak keluarga.
Atas kejadian itu, Jufri menyampaikan kekecewaan atas pelayanan diberikan maskapai berlambang singa itu. Ia berharap tidak ada lagi Aqilah lain yang mendapatkan perlakuan seperti itu.
“Anda saja bayangkan, apabila koper saja ketinggalan kita panik. Ini jenazah anak saya,” katanya.
Klarifikasi Maskapai Lion Air
Dari insiden yang di alami penumpang tersebut, pihak maskapai Lion air memberikan klarifikasi yang menyatakan, berdasarkan data resevasi yang dilaporkan pihak ketiga kepada Lion air.
Untuk pendamping terbang dengan Lion air nomor JT-378 yang berangkat pukul 13.17 wib. Sedangkan penerbangan HUM (Human Remains) pada penerbangan bandara Soekarno-Hatta menuju bandara Hang Nadim, Batam telah dipersiapkan sesuai nomor Surat Muatan Udara (SMU) dengan kode booking menggunakan batik air penerbangan ID 6862 yang dijadwalkan tiba pukul 18.10 Wib.
“Dari informasi yang diterima petugas Lion air, bahwa tidak ada pemberitahuan dari pihak ketiga sebagai pengurus mengenai perbedaan reservasi HUM dengan pendamping,”ujar Corporate Communications Strategic of Lion air, Danang Mandala Prihantoro, dalam keterangan tertulisnya.
Dia juga menjelaskan, sebelum HUM masuk ke acceptance desk, petugas bandara keberangkatan telah memastikan mengenai aktual sesuai reservasi. Prosedur ini bertujuan menentukan ruang kargo (space), jadwal keberangkatan, nomor penerbangan serta kemasan harus sesuai syarat pengangkutan jenazah melalui angkutan udara.
“Lion air sudah memberikan keterangan kepada pihak keluarga atas perbedaan waktu kedatangan di Batam. Lion air menyampaikan rasa prihatin atas kejadian yang timbul,” jelasnya.
Lion Air saat ini masih mengumpulkan data informasi dan keterangan lain mengenai perkembangan pemberitaan berbagai pihak yang terlibat guna dipelajari lebih lanjut.
Penulis: Sari
Editor: Ikhwan