Bintan, Kepridays.co.id-Gelar Karya Projek Profil Penguatan Pelajar Pancasila (P5) yang digelar SDN 004 Toapaya di Kampung Mantrush Km 18 berjalan meriah, Rabu (7/6/2023).
Pegelaran yang digelar sekolah penggerak ini menampilkan karya seni para siswa, hasil prodak makanan karya orangtua siswa dan para guru.
Ketua TP PKK Bintan Hafizha Ramadhani Putri mengatakan SDN 004 Toapaya merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bintan. Karena sekolah yang memiliki ikon sirih merah ini sering dikunjungi sekolah-sekolah dari luar.
“Sekolah ini juga punya segudang prestasi. Sehingga jadi percontohan di Kabupaten Bintan,” ujar Hafizha.
Sekolah ini juga merupakan salah satu sekolah penggerak. Tentunya segala bentuk pembinaan dan pembelajaran diberikan sehingga anak-anak disini memiliki daya kreativitas dan keterampilan yang tinggi.
Itu terbukti dari hasil karya anak-anak yang dipamerkan di bazar-bazar. Ada karya seni, miniatur kapal, kuliner dan lainnya.
“Saya apresiasi dengan karya anak-anak di sekolah ini. Sangat luar biasa juga kreasi mereka,” jelasnya.
Kreativitas dan keterampilan mereka nyatanya mampu memberi sumbangsih besar ke sekolahan. Karena memiliki beberapa produk khas.
Poinnya di sini anak-anak bisa menambah pengetahuan dan pengalaman. Seperti inilah pelajar pancasila yang ingin dibentuk.
Sesuai dengan amanat Kemendikbudristek, para pelajar yang saat ini dituntut lebih aktif untuk menonjolkan bakat serta kemampuannya.
“Di sini juga guru harus jeli melihat potensi dari masing-masing anak. Kasih mereka peluang mengembangkan bakatnya, di situ kita ajarkan pada mereka cerminan dari Pancasila. Di bumi Melayu ini kita lahirkan para pelajar Pancasila,” katanya usai membeli produk-produk hasil karya anak sekolahan.
Sementara itu, Kepala SDN 004 Toapaya Rita Mardiani menambahkan sekolah penggerak itu selain menitik beratkan akademik juga keterampilan. Salah satu wujud dari itu semua adalah kegiatan ini yang diikuti Kelas 1-6.
“SDN 004 ini merupakan sekolah penggerak angkatan 2. Anak tidak terpaku di ruangan melainkan berkreasi dan beraktivitas di luar. Tentunya melibatkan orangtua, guru dan masyarakat,” sebutnya.
Dalam kegiatan ini dilaksanakan pameran, stand bazar, pentas seni, karya seni dan produk daur ulang bahan bekas menjadi pakaian.
“Semuanya hasil karya anak-anak, para orang tua dan guru yang memiliki daya jual beli,” ucapnya.
Dalam program sekolah penggerak, kata Rita, setiap hari Sabtu pihak sekolah selalu mendatangkan kalangan profesional dari luar sekolah untuk mengajarkan keterampilan para siswa.
Salah satunya menanam dan mengembangkan anggur. Anak-anak dilatih menanam dan merawat anggur oleh Dinas Pertanian langsung. Diharapkan pembelajaran seperti ini mampu membentuk karakter sejak dini.
“Dinas Pertanian pernah kita datangkan untuk melatih anak-anak menanam anggur. Makanya ada taman anggur dibagian belakang sekolah. Itu hasil anak didik kita,” tutupnya.(avj)