Tanjungpinang, KepriDays.co.id – Widiyono Agung Sulistiyo Mantan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Periode 2018-2023 mengkritik kinerja KPU Provinsi Kepri yang terkesan lamban.
Bahkan Agung menyatakan, ada 200-an Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang rawan kecurangan, jika 6% TPS belum maksimal teraliri akses internet.
“6 % dari 3.237 TPS, berarti ada sekitar 200-an TPS yang berpotensi terjadi kecurangan bahkan konflik baik Pilkada Kab/Kota maupun Pilgub,” katanya, Rabu (9/10/2024) kepada KepriDays.co.id.
Padahal diketahui sesuai pernyataan di web KPU RI bahwa Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi) menjadi bagian penting sesuai azas Pemilu yaitu transparan, sesuai UU 7 tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum.
Sehingga Pilkada Serentak 2024 ini, Sirekap sebagai bagian penting yang digunakan sebagai alat bantu rekapitulasi suara dalam Pilkada Tahun 2024. Aplikasi Sirekap terdiri dari Sirekap Mobile berbasis Android dan Sirekap Web.
Pengguna Sirekap Mobile digunakan oleh KPPS untuk memotret C.Hasil di TPS dan mengirimkan ke server setelah dilakukan validasi. Sirekap Web digunakan oleh PPK, dan KPU kabupaten/kota, dan KPU provinsi untuk kebutuhan rekapitulasi di masing-masing tingkatan.
“Sehingga hal yang penting KPU di setiap daerah menyiapkan jaringan Sirekap untuk memberikan informasi ke publik situasi di TPS sesuai C.Hasil di Sirekap. KPU harus punya effort (upaya) yang serius untuk dapat memenuhi 100% jaringan di seluruh TPS di Provinsi Kepri,” ujar Agung.
Oleh karena itu, Agung mengharapkan, sisa 50 hari lagi Pemilihan Umum ini, KPU Kab/Kota dan KPU Provinsi Kepri bisa berkoordinasi dengan stake holder (Pemko/Pemkab/Pilgub), Kominfo, Telkom, dan lain-lain.
Karena selanjutnya KPU harus memberikan bimtek ke KPPS, supaya bagaimana mengupload C.Hasil di handphone sampai terdata dengan baik dan terbaca oleh publik.
“Karena SIREKAP satu-satunya sistem yang mampu menyampaikan hasil pemilihan di semua TPS. Dan Sirekap sudah pernah digunakan di Pilkada 2020 dan Pemilu 2024, sehingga kesiapan sistem yang di sajikan lebih akurat, tidak membuka potensi perselisihan dan mampu meminimalkan sengketa pemilihan,” ujarnya.
Editor: Roni