oleh

Money Politics Harus Menjadi Musuh Bersama

“Dan mereka yang menjadi pemimpin Indonesia saat itu adalah siswa siswa SMA saat ini karena usia mereka di umur 40 an tahun.Dan mulai sekarang anda harus mengkampanyekan anti politik sara, anti hoaks, anti fakenews, dan anti politik kebencian.Karena itulah yang merusak demokrasi yang sedang dibangun saat ini,” kata Robby.

Ditambahkan, demokrasi yang dipilih sebagai sarana untuk mencapai Indonesia yang sejahtera adil dan makmur. Namun banyak negara di dunia mengalami masalah serius disebabkan warga negaranya mudah diadu domba dengan politik identitas dan isu sara.
“Sebagai generasi penerus bangsa hal itu harus kita buang jauh jauh,” ujarnya mengingatkan.

Rini Pratiwi menabahkan, pemilih melenial harus menjadi pemilih yang idealis yang tidak bisa diberikan materi apapun dalam menentukan pilihan pada pemilu nanti. “Jadilah pemilih cerdas yang memilih berdasarkan track record calon. Bukan karena cantik atau ganteng bahkan karena memberikan materi.Tapi memilih karena didasarkan kepada kapasitas calon.Baru itu namanya pemilih melenial yang menjadi pemilih terbanyak di pemilu 2019 nanti,” ujar Rini.

Rini menambah, money politik menurutnya harus dimusuhi bersama. Karena sangat berbahaya untuk demokrasi yang sedang dibangun.

Sementara Siska menyebutkan adik adik semuanya jangan memilih figur yang memberikan sesuatu untuk dipilih. Calon calon seperti itu tak baik.Pilih lah yang betul betul paham bagaimana membangun negara ini, membangun kota ini.Kalau ada yang memberikan duit Rp200 ribu, kemudian minta dipilih, maka yang rugi kita sendiri.Karena suara kita dihargai Rp200 ribu selama lima tahun,” ujar Siska.

Di akhir pertemuan, dua orang siswa bertanya kepada Robby Patria bagaimana jika 17 tahun tapi tak memiliki KTP elektronik apakah bisa memilih pada 17 April nanti?

Mendengar pertanyaan yang diajukan Siti Aisyah tersebut, Robby menjawab, dalam Undang Undang Pemilu No7 Tahun 2017, pemilih adalah mereka yang terdaftar dan memiliki KTP elektronik.Jika siswa yang berusia 17 tahun tapi belum memiliki KTP elektronik, yang bersangkutan tak bisa memilih.

“Maka dari sekarang harus diurus adminitrasi kependudukan.Supaya pada saat usia 17tahun sudah memiliki KTP elektronik dan dapat memilih walaupun belum terdaftar sebagai pemilih.Karena akan diberikan kesempatan di satu jam terakhir,” ujar Robby.

Guru MAN Tanjungpinang Zulika menyambut baik kegiatan yang digagas ICMI dalam rangka penguatan nilai nilai demokrasi di sekolah. (*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *