Tanjungpinang, KepriDays.co.id – Harga gula dari Bulog masih relatif tinggi bila dibandingkan dengan gula impor. Hal tersebut pun menjadi perhatian Walikota Tanjungpinang Syahrul. Karena tingginya harga gula lokal asal Jawa juga memang dikeluhkan warga.
Walikota Tanjungpinang Syahrul pun mengusulkan kepada Bulog Tanjungpinang untuk impor gula baik dari Singapura atau Malaysia. Tentunya hal tersebut harus dilakukan sesuai dengan prosedur.
“Harganya dari jawa saja sudah sekitar Rp 10 ribu. Jadi sudah tinggi,” kata Syahrul saat meninjau gudang Bulog Batu 5 bawah baru-baru ini.
Kemudian harga jual di Tanjungpinang sekitar Rp 12 ribu. Harga tersebut lebih mahal dari harga gula impor. Selain itu kualitas gula impor juga lebih diminati warga.
“Jadi kami sarankan kepada Pak Gubernur dan Bulog, bagaimana kalau bulog melalui Kementerian Perdagangan mengambil gula dari Singapura atau Malaysia. Kalau ambil dari negara tetangga, harganya bisa jauh lebih murah,” katanya.
Diperkirakan, harga gula impor bisa dijual dibawah Rp10 ribu per kilo. Disparitas harga gula ini dikarenakan beberapa faktor. Diantaranya soal jarak. Jauhnya jarak membutuhkan ongkos transportasi lebih besar.
Hal tersebut lah yang membuat gula asal Jawa lebih mahal ketimbang gula impor. Karena posisi Tanjungpinang dekat dengan Singapura dan Malaysia. Sementara gula dari Jawa memerlukan dana transportasi lebih tinggi karena jauh. Kemudian harga jual dari pabrik juga sangat berpengaruh.
Namun keputusan tersebut tetap berada pada Bulog dan Pemerintah pusat. Pemko Tanjungpinang hanya mengusulkan agar harga kebutuhan pokok masyarakat bisa lebih murah. Karena selama ini juga masyarakat Tanjungpinang sudah terbiasa dengan menggunakan gula impor. (Wan)