Tanjungpinang, KepriDays.co.id- Pemerintah Kota Tanjungpinang menetapkan Kota Rebah di Sungai Carang sebagai salah satu objek wisata unggulan. Namun sampai saat ini arah pengembangannya tidak jelas. Bahkan kawasan wisata tersebut terlihat terbengkalai, tidak berfungsi layaknya kawasan wisata.
Pelabuhan yang sudah dibangun di kawasan tersebut beberapa tahun lalu pun terlihat mulai rusak. Padahal belum dimanfaatkan. Begitu juga dengan bangunan-bangunan rumah di kawasan tersebut.
Sebenarnya, pembangunan kawasan itu secara bertahap terus dilanjutkan. Mulai dari pengaspalan jalan menuju objek wisata, pembangunan dermaga, gazebo, pagar dan lain-lain.
Namun proyek-proyek tersebut terkesan dipaksakan dan arah pengembangannya tidak fokus, sehingga tak bermanfaat. Seperti dermaga yang berdiri megah, namun tak ada kapal wisata yang sandar.
Sampai saat ini kawasan Kota Rebah belum tampak menjadi ikon wisata unggulan yang diunggulkan, seperti harapan pemerintah. Hari-harinya sepi pengunjung. Hanya monyet-monyet hutan yang tampak berkeliaran.
Dari catatan KepriDays.co.id kawasan sempat menjadi ikon wisata yang ramai pengunjung. Tepatnya pada zaman Suryati A Maman memimpin kota Tanjungpinang ini.
Ikon yang sangat diburu pengunjung saat itu ialah wisata mangrove. Di kawasan mangrove Kota Rebah di siapkan jembatan kayu untuk pengunjung berkeliling hutan. Namun saat ini jembatan tersebut sudah tinggal kenangan. Tak terlihat lagi ada jembatan di kawasan mangrove di sana.
Fakta di lapangan pembangunan dermaga beton justru didahulukan daripada pembangunan jembatan atau pelantar di kawasan hutan mangrove. Padahal ikon wisata mangrove justru sangat dinantikan warga.
“Pelantar mangrove itu yang harus dibenahi. Justru daya tariknya di wisata mangrove. Jadi kita minta pemerintah fokus ke pembangunan pelantar saja,” kata Juki warga kota Tanjungpinang yang hobi traveling.
Dia juga berharap pemerintah jangan membangun pelantar atau jembatan di sana menggunakan bahan kayu lagi. Tetapi menggunakan beton. Agar tak lapuk termakan waktu.
“Dilengkapi dengan lampu juga biar bagus. Di situ juga banyak kunang-kunang bisa dijadikan daya tarik wisata saat malam,” katanya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang Syafaruddin mengatakan memang sudah ada rencana Kota Tanjungpinang untuk pembenahan. Hal ini juga bersama-sama Pemprov Kepri.
“Kedepannya kita akan menawarkan ke investor. Beberapa kali kita buat jembatan dari kayu (rusak). Kita harap kedepannya pembangunan (pelantar kawasan mangrove) dari beton,” katanya, Senin (25/02/19) di temui di kantornya.
Menurutnya kedepan dengan bekerjasama dengan Pelindo dengan programnya jelajah pesisir, kawasan tersebut lebih hidup. Karena kapal Pelindo, nantinya akan sandar membawa wisatawan di dermaga kota rebah. (Untung/Wn).