Oleh: Adisty Febriany
Mahasiswi Jurusan Ilmu Administrasi Publik Stisipol Raja Haji Tanjungpinang
Hedonisme menjadi ancaman serius dalam tatanan kehidupan di masa kini. Hedonisme merupakan satu istilah yang menunjukan paham kesenangan atau suatu pandangan tentang kenikmatan dunia menjadi tujuan hidup manusia.
Hedonisme melahirkan berbagai sifat seperti individualisme, matrealistis, pergaulan bebas, boros, egois, berfoya-foya, plagiat, diskriminasi dan lain-lain.
Gaya hidup hedonisme ini bisa dikatakan virus, karena dia menyerang semua kalangan. Baik anak-anak hingga orang tua tak luput dari serangan virus ini. Generasi yang paling tidak aman terhadap sebutan hedonisme adalah remaja.
Remaja sangat antusias terhadap adanya hal yang baru. Gaya hidup hedonisme sangat menarik bagi mereka. Mereka ingin termasuk dalam golongan berduit, mereka juga ingin berdandan yang selalu mengikui mode.
Beruntung bagi mereka yang termasuk dalam golongan berduit, sehingga memenuhi kriteria tersebut, akan tetapi bagi yang tidak mampu dan ingin cepat seperti itu maka jalan pintaslah yang diambil.
Tidaklah mengherankan, jika saat ini muncul fenomena di sekitar kita yaitu Prostitusi Online. Gaya hidup hedonisme ini banyak terjadi dikalangan perempuan remaja, dimana mereka mencari kesenangan sesaat dengan profesi yang dianggap paling enak dan gampang menghasilkan uang yaitu dengan cara Prostitusi Online.
Beberapa contoh kasus Prostitusi Online yang dapat kita lihat adalah VA (27 tahun) seorang aktris tertangkap oleh pihak kepolisian polda jawa timur (5/1/2019) di dalam kamar sebuah hotel bintang lima di Surabaya. Dalam kasus portitusi online tersebut, VA memasang tariff Rp. 80 juta untuk sekali kencan.
Contoh Prostitusi online yang kedua yaitu diringkusnya seorang Mucikari Prostitusi Online, mucikari tersebut adalah M (19 tahun) seorang oknum mahasiswi di Tanjungpinang di salah satu Rumah kos pada rabu (13/02/2019) malam.
B (17 tahun) telah melakukan perbuatan asusila untuk melayani pria H berusia (41 tahun) berhidung belang. Beberapa faktor yang menyebabkan akan terjadinya penyimpangan itu adalah tingginya kebutuhan sehingga memanfaatkan nafsu, perasaan, dan keinginan.
Dan lemahnya keyakinan agama seseorang juga berpengaruh terhadap perilaku sebagian masyarakat yang mengagungkan kesenangan dan hura-hura semata.
Zaman yang semakin berkembang begitu juga dengan kebutuhan semakin lama bertambah. Begitu juga dengan kebutuhan para remaja, makin lama makin bervariasi.
Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka harus ada yang namanya uang. Bagi yang orang tuanya tergolong berduit tentu bukan hal yang sulit jika mereka ingin bersenang-senang dan memenuhi apa yang mereka inginkan, misalnya membeli baju, Handphone, perhiasaan dan lain-lain.
Tapi bagi mereka yang tergolong orang tuanya tidak mampu tentu akan mengalami kesulitan untuk memenuhi apa yang mereka inginkan seperti bersenang-senang berhura-hura.
Karena itulah bagi mereka yang sulit dalam hal keuangan akan mengambil jalan pintas, misalnya Prostitusi Online tersebut. Jika kita memilih gaya hidup hedonisme ini sesungguhnya tidak akan pernah membawa kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup.
Bagi yang sudah terkena dampak hedonis segeralah ubah perilaku tersebut, karena sesungguhnya kebahagiaan itu sebenarnya berada pada hati dan jiwa disetiap individu.
Tulisan ini hanya meningatkan kita bahwa jauhkan sifat dan gaya hidup hedonisme tersebut, wujud kepedulian yang bisa kita lakukan adalah mengawasi dan melakukan tindakan preventif (mencegah) apalagi harus menjual diri untuk membeli barang atau untuk memenuhi kebutuhan yang glamour.
Menghindari dari pergaulan bebas baik yang mengarah pada pelecehan seksual.
Bersikaplah terbuka kepada sesama, berhemat untuk membuat anggaran, selektif dalam memilih pergaulan.
Lebih menghargai orang lain dan memikirkan resiko yang akan terjadi sebelumnya, dengan melakukan penuh pertimbangan.
Dan untuk para orangtua hendaklah meningkatkan kontrol terhadap anak-anak.
Tanamkan nilai moral yang nantinya berguna bagi mereka. Misal tanamkan sikap hidup hemat, arahkan mereka pada pergaulan yang baik dan didik mereka untuk mandiri.
Sedangkan bagi para remaja, berpikirlah dulu sebelum bertindak jangan hanya mengejar kesenangan saja. Masa depan masih panjang, masih banyak hal yang berguna yang dapat mereka lakukan tanpa harus hura-hura dan berfoya-foya. ***