AMN Segera Launching JBS, Sekolah Jurnalis Berkonsep Islami 

Cilegon, KepriDays.co.id – Akademi Multi Media (AMN) pada akhir April ini akan  melakukan Soft Lounching Jurnalis Boarding School (JBS) dan Wisata Religi, di Cilegon.

JBS dibangun dua lantai dengan luas gedung 300 meter persegi, setiap lantainya. JBS merupakan lembaga pendidikan dan pelatihan jurnalis untuk para pemula, alumni SMA dan alumni perguruan tinggi.

Para peserta JBS diperkirakan akan menempuh masa pendidikan selama satu tahun, setara D1. Di JBS, peserta  mendapatkan pelatihan yang meliputi, 6M (mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan) informasi, desain grafis untuk media atau sarana tercetak, photoshop, digital marketing hingga mengelola medsos menjadi sumber pendapatan, membuat blog atau website dan beberapa keterampilan lainya, seperti olah kanuragan.

JBS hadir menjawab tantangan di era milenial dengan konsep pelatihan yang mengkombinasikan nilai religius dan nilai-nilai lokal, seperti olah kanuragan.

Menurut Konsultan Management AMN, GS. Ashok Kumar pendidikan model ini, menjadi pertama di Indonesia bahkan Asia.

Ashok juga mengatakan, sesuai dengan keinginan Firdaus selaku Pimpinan, metode pendidikan dan latihan di JBS terkonsentrasi di suatu tempat.

“Peserta didik disediakan penginapan dengan begitu secara langsung setiap peserta dapat diasuh dan diawasi oleh mentor. Lalu, dengan di mukimkannya seluruh peserta tersebut, peserta selain wajib sholat jamaah, juga usai sholat magrib dan solat subuh peserta diwajibkan belajar membaca Al Quran dan tajwid serta hapalan Al Quran. Peserta juga secara berkala dilatih public speaking, dan menjadi Imam solat,” papar Ashok.

Di tempat yang sama, Firdaus selaku pimpinan AMN menerangkan, tujuannya peserta dimukimkan, selain optimalisasi waktu, juga  untuk mengasah keterampilan dan disiplin sebagai dasar pendidikan berkarakter, agar juga tertib setoran hapalan Al Quran.

Firdaus juga menjelaskan, JBS untuk materi-materi umum, seperti keterampilan diberikan bagi seluruh peserta lulusan SMA maupun perguruan tinggi, tidak ada bedanya.

“Tetapi kemudian pada tahapan pengkonsentrasian, materinya berbeda. Untuk sarjana kita kosentrasikan pada jurnalistik profetik (bagian dari kelompok penyeru, untuk kepentingan publik) dan kepemimpinan, sementara peserta tamatan SMA, kita kosentrasikan pada penguasaan keterampilan media digital seperti desain web, pengelolaan medsos, dan digital marketing,” ungkap Firdaus.

Di tambahkan Firdaus, JBS juga menyiapkan wisata religi. Jadi yang disebut wisata religi, sebenarnya sama juga, pendidikan dan pelatihan. Tetapi kosentrasinya diperuntukan bagi kaum yang sudah dewasa dan uzur.

“Adapun kosentrasinya pada agama dan bersosialisasi secara empati pada lingkungan. Konsep ini lebih pada pendekatan hubungan pada Tuhan dan manusia secara real,” urai Firdaus.

Latar belakang paket ini, lanjut Firdaus, menjembatani kebutuhan orang-orang sibuk yang luar biasa, hingga pada titik tertentu, kesibukannya tersebut menjadikan mereka lupa untuk membaca Al-Quran, ibadah dan bersosialisai dengan manusia dan alam.

“Untuk itu, kita menyiapkan paket pendidikan dan pelatihan selama satu minggu hingga satu bulan, bagi mereka yang masih ada kesibukan. Dan satu bulan hingga 3 bulan bagi yang sudah purna tugas,” pungkas Firdaus.

Lebih jauh Firdaus menerangkan, wisata religi ini sebagai wisata alternatif bagi masyarakat tertentu yang biasanya menghabiskan waktu di obyek-obyek wisata ke tempat-tempat liburan yang terkenal dan berbiaya tinggi.

“Tetapi ini liburannya di JBS, kita menyediakan paket NASUHA dan Paket KHUSNUL KHOTIMAH. Paket Nasuha, adalah paket bermalam selama satu minggu, hingga satu bulan. Paket Khusnul Khotimah, disediakan untuk para manula, dengan masa waktunya dari satu bulan hingga 3 bulan,” jelas Firdaus. (*)

Editor: Roni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *