Tanjungpinang, KepriDays.co.id – Kepala Dinkes Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Tanjungpinang, Rustam menyampaikan, hingga saat ini kabut asap di udara Tanjungpinang belum ada peningkatan signifikan.
“Kalau kita lihat dengan kecenderungan kabut asap kadang-kadang mulai cukup tinggi tapi belum mencapai level tidak sehat, masih pada level sedang,” ujar Rustam, (18/9/19) usai menghadiri acara sosialisasi kebijakan Disduk Capil Kota Tanjungpinang di Hotel Bintan Plaza.
Walaupun demikian, kata dia, Walikota Tanjungpinang sudah menerbitkan edaran kepada pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat, Lurah, Pimpinan Lembaga, Pimpinan BUMN dan BMUD, Kepala Puskesmas, Kepala Sekolah atau Madrasah se-Tanjungpinang tentang himbauan kewaspadaan penyakit akibat kabut asap di Kota Tanjungpinang.
Hasil pemeriksaan indek kualitas udara pada tanggal 13-14 September 2019 disimpulkan telah terjadi penurunan kualitas udara yang dapat menggangu kesehatan terutama pada ibu hamil, bayi, balita, penderita jantung, pernapasan dan Lansia.
“Untuk menindak lanjuti hal tersebut maka dihimbau kepada masyarakat untuk menghindari atau mengurangi aktivitas di luar rumah, terutama bagi ibu hami, bayi, balita, Lansia, penderita penyakit jantung dan paru-paru,” ucapnya membacakan.
Apabila keluar rumah sebaiknya memakai penutup mulut dan hidung (masker), minum air putih lebih banyak, bagi penderita jantung segera berobat kesarana pelayanan kesejatan terdekat bilamana kesulitan bernafas atau gamguan lainnya.
Selain itu, melakukan hidup bersih dan sehat, makan bergizi, tidak merokok, istirahat yang cukup, upayakan agar polusi tidak masuk dalam rumah, sekolah, kantor dan tuang tertutup lainnya, menutup tampungan air minum dan makanan.
Rustam menambahkan, saat ini pihaknya sudah ada sebanyak 6 Posko kesehatan yang tersebar di Kota Tanjungpinang.
Adapun beberpa posko kesehatan tersebut yakni di RSUP, RSUD, Puskesman Kampung Bugis, Puskesman Sungai Jang, Puskesman Batu 10 dan Puskesmas Pancur.
“Posko ini bertujuan untuk memberikan bantuan yang lebih cepat kepada masyarakat yang diakibatkan kabut asap tadi,” jelasnya.
Terkait perkembangan kabut asap dari waktu ke waktu, Dia mengaku tidak memantau. Tetapi dirinya melihat 2-3 hari belakangan ini jarak pandang di pagi hari itu terbatas. Oleh karena itu berarti kepekatan kabut asap lebih tinggi pada pagi hari.
“Tapi saya tidak mengatakan sudah tidak sehat. Cuman lebih bagus kita mencegah daripada sebelum terjadi. Yang jelas selama ini belum ada korban dampak dari kabut asap ini,” tutupnya.
Wartawan: Amri
Editor: Roni