Oleh: Lutfi Humaidi
Doktor Ilmu Penyuluhan Pembangunan IPB, ASN Balitbang Kementerian Pertanian dan Dosen STAI Nahdlatul Ulama Kepri
KepriDays.co.id-Pandemi Covid-19 telah menyebar di berbagai penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. Banyak aktivitas kegiatan menjadi terganggu, mulai dari sekolah, pekerja kantor, keagaman, wiraswasta, pertanian dan lainnya. Tak sedikit sektor pertanian yang terpengaruh dengan pandemi Covid-19. Walaupun demikian, kegiatan pertanian harus tetap semangat tak boleh berhenti apapun yang terjadi.
Kalau kita bingung itu sangat wajar, banyak orang yang merasa demikian. Pasalnya, hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Pada masa ini, semua sektor merasa khawatir dan cemas dengan segala ketidakpastian yang ada. Semua sektor telah berupaya untuk mampu beradaptasi. Sektor pertanian harus tetap bisa menyesuaikan kondisi dan situasi pandemi. Pertanian berperan penting sebagai gerbang terdepan penyedia stok pangan nasional. untuk kegiatan pertanian tak boleh tertundan apalagi terhenti.
Seorang penyuluh dan pemangku kepentingan pertanian (sebagai sumber/source) lainnya harus tetap aktif dan produktif membangun komunikasi dengan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian (penerima/receiver). Berbagai informasi pertanian, mulai dari proses budidaya, panen hingga pasca panen, harus disampaikan secara baik dan efektif sehingga tidak ada pangan yang tertahan. Namun demikian mereka semua tak boleh mengabaikan prosedur Kesehatan standar Covid-19.
Mengabaikan pandemi Covid-19 sepenuhnya dan menjalankan komunikasi pertanian seperti biasa layaknya tidak ada apa-apa tentu bukan langkah yang tepat. Oleh karena itu, kita harus mencari cara atau strategi mengenai bagaimana kita menyampaikan pesan pertanian secara baik dan efektif, Jangan sampai pesan yang kita sampaikan dapat menimbulkan kesalahpahaman, sehingga mengakibatkan kegiatan pertanian tidak dapat berjalan dengan baik dan lancar. Lalu apa yang dimaksud dengan komunikasi pertanian dan bagaimana strategi komunikasi pertanian yang dapat dilakukan di tengah pandemi?
*Komunikasi Pertanian*
Komunikasi merupakan hal yang selalu dilakukan manusia setiap harinya dan dalam berbagai aspek. Selain digunakan dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi digunakan dalam bidang tertentu, salah satunya di bidang pertanian. Sebelum memasuki pembahasan komunikasi pertanian, terlebih dahulu kita perlu memahami apa itu komunikasi. Komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian pesan (message) dari pengirim pesan (sender) kepada penerima pesan (receiver). Proses pengiriman pesan ini dilakukan melalui media (channel) dan dapat terganggu dengan adanya berbagai hambatan komunikasi (noise). Dengan demikian, komunikasi merupakan suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan dari seseorang sumber (penyuluh) kepada penerima sasaran, pelaku utama dan pelaku usaha pertanian secara timbal balik (two-way traffic communication).
Komunikasi pertanian adalah suatu mekanisme atau proses penyampaian pesan-pesan, gagasan-gagasan, harapan-harapan dan perasaan-perasaan di bidang pertanian. Informasi atau pesan yang disampaikan berasal dari pemangku kepentingan pertanian (sebagai sumber/source) kepada para petani dan keluarganya atau pelaku usaha (sebagai penerima/receiver) yang berlangsung dengan menggunakan lambang-lambang tertentu.
Komunikasi pertanian mencakup pemanfaatan jasa komunikasi untuk menyampaikan pesan dan memengaruhi proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan upaya peningkatan dan pengelolaan pertanian oleh individu maupun kelompok tani. Selain itu, komunikasi pertanian juga meliputi kegiatan menyebarluaskan informasi tentang pertanian kepada petani agar tercapai perilaku pertanian, menciptakan kesadaran, mengubah sikap dan memberikan motivasi pada individu untuk mengadopsi perilaku pertanian yang direkomendasikan menjadi tujuan utama komunikasi pertanian.
Dalam situasi pandemi sekarang ini, kita diwajibkan membatasi interaksi sosial secara langsung dalam upaya menekan penyebaran Covid-19. Kondisi ini mendorong individu maupun institusi tak terkecuali di sektor pertanian untuk kreatif memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai media untuk menyampaikan informasi mengenai masalah-masalah pertanian dan cara mengatasinya. Sember informasi pertanian dapat mengirimkan pesan terhadap penerima dengan berbasis virtual atau online. Mereka satu sama lain dapat berbagi informasi dan pengalaman sehingga bisa menjadi pembelajaran bagi lainnya. Dengan begitu, wawasan mengenai dunia pertanian akan semakin meningkat.
*Strategi Komunikasi Pertanian*
Komunikasi yang memuat berbagai informasi pertanian, serta dari sisi sebaliknya, yaitu mengkomunikasikan apa permasalahan dan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian; merupakan hal yang esensial dalam pembangunan pertanian. Strategi komunikasi pertanian adalah keseluruhan perencanaaan, taktik, cara yang akan digunakan pelaku kepentingan pembangunan pertanian untuk menyampaikan pesan-pesan pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada melalui berbagai media komunikasi untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian.
Strategi komunikasi pertanian mendukung peningkatan softskill bagi pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dilakukan dengan menyusun program komunikasi yang tepat. Strategi komunikasi yang diarahkan pada peningkatan soft skill pertanian dapat diarahkan dalam bentuk pengembangan program pendampingan pelaku pelaku utama dan pelaku usaha pertanian melalui metode diskusi kelompok, presentasi dalam identifikasi masalah, penentuan prioritasi kebutuhan dan upaya pencapaiannya, sampai pada role play (bermain peran). Metode ini dapat digunakan untuk mengasah kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama di antara peserta pendampingan sehingga dapat dibangun lingkungan di mana pelaku utama dan pelaku usaha pertanian pembangunan pertanian dapat belajar dengan baik (participant centre learning).
Di masa pandemi Covid-19, pemanfaatan media komunikasi virtual semakin tenar dan familiar untuk digunakan menyampaikan informasi inovasi teknologi pertanian yang bersifat dua arah (two way communication) dan interaktif. Pengemasan materi inovasi teknologi pertanian yang menarik dan tepat sasaran secara online perlu diperhatikan. Kita dapat memilih dan menggunakan aplikasi meeting yang telah tersedia di internet. Kita cukup melakukan regristrasi di salah satu institusi/lembaga yang akan menyelenggarakan bimbingan teknis pertanian. Dengan berbekal meeting ID dan password kita akan dengan mudah mengikuti pelatihan/bimbingan teknis berbasis virtual sesuai dengan minat dan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian.
Untuk informasi yang berkenaan dengan pembangunan pertanian, dengan pengemasan materi komunikasi yang tepat, maka informasi dan inovasi teknologi bagi pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dapat terbuka lebar dan dapat dengan mudah dan relatif murah diakses. Pada gilirannya hal ini akan dapat lebih memberdayakan kehidupan sosial dan ekonomi pelaku utama dan pelaku usaha pertanian.
Selain komunikasi dengan menggunakan virtual, media massa lain yang dapat digunakan dalam meningkatkan akses informasi dan inovasi teknologi pertanian adalah media sosial seperti youtube, facebook, Instagram dan whatsapp group. Hanya saja jaringan internet pada daerah-daerah tertentu, lebih terpencil dan pedalaman, daya tangkap sinyal ada yang masih lemah, dimana video dan gambar sulit diakses.
Pemerintah dapat memainkan perannya untuk mendukung penyediaan sarana dan prasarana akses komunikasi pertanian, akan sangat penting dalam mempermudah akses informasi pertanian. Frekuensi akses informasi dan inovasi teknologi pertanian melalui saluran komunikasi berbasis virtual juga dapat dilakukan melalui kerjasama (sharing) dengan pihak swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang memiliki konsen dalam pembangunan pertanian. (*)