Kontrol Pandemi Covid-19: Rangkul Tokoh Sentral

Oleh: Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, S.KM, M.Kes, M.Sc.PH, Ketua Umum Pengurus Pusat PERSAKMI Ahli Epidemiologi FKM-UNHAS

Trend pertumbuhan kasus aktif di atas 10.000 dengan positif rate di angka 30% semakin mengokohkan posisi Indonesia sebagai negara dengan penanganan  Covid-19 yang perlu perhatian lebih serius. Dari standar 5 % yang ditetapkan oleh WHO untuk positif rate, sepertinya hal itu semakin menjauhi parameter tersebut. Dan tentu ini juga adalah pertaruhan reputasi pengelola program  dan seluruh elemen bangsa ini.

Telah terjadi penyimpangan yang serius dalam mengelola pandemik Covid-19 yang semakin mengarah pada catastrophic pandemik  covid 19. Kondisi ini akan terus menelan korban, melumpuhkan layanan di RS, melelahkan seluruh petugas kesehatan dan semakin meresahkan kehidupan masyarakat. Hilangnya orang orang terdekat semakin menambah kepiluan setiap keluarga.  Beberapa hal yang perlu peninjauan dan penajaman serius diataranya:

Penguatan Kebijakan

Penguatan kebijakan yang perlu di konfigurasi ulang adalah mengendalikan Covid-19 dari hulu jauh lebih mudah, murah dan  efektif dibanding mengelola Covid-19 dari hilir. Kebijakan yang perlu di perkuat adalah kemampuan surveilans untuk melakukan tracing. Kondisi terkini kapasitas tracing hanya sekitar 3 orang kontak erat per satu kasus terkonfirmasi, hal ini jauh dari standar sekitar 30 orang per kasus terkonfirmasi. Langkah selanjutnya, setelah di tracing, Standar Operasional Prosedurnya adalah  laksanakan  isolasi atau treatment adekuat bagi yang terkonfirmasi.

Selain itu memastikan semua yang di tracing  dan Ketika menunggu hasil testingnya disampaikan, agar segera melakukan isolasi. Penguatan kebijakan lain adalah mengurangi atau menghilangkan program isolasi mandiri, proporsi isolasi mandiri yang semakin meningkat berdampak pada pembentukan cluster keluarga yang semakin bertambah. Hal ini pula yang memperkuat transmisi lokal dan sebaliknya. 

Partisipasi Warga 

Pandemik Covid-19 dapat dituntaskan dengan lebih cepat apabila melibatkan partisipasi warga sejak awal. Karena kunci utama perubahan norma yang menunjang pemutusan mata rantai penularan Covid-19 ada di tangan warga. Membangun partisipasi publik perlu terus didorong dengan penguatan literasi Covid-19.

Memperkuat akses warga terhadap informasi yang benar, cukup dan keputusan dari warga untuk ikut secara aktif dalam pemutusan mata rantai penularan. Kunci pada partisipasi warga adalah penguatan nilai gotong royong untuk bersama sama mengambil peran sesuai potensi masing masing. Sehingga tidak ada orang yang tertinggal dalam pengendalian pandemik ini. 

Tokoh Sentral

Pentingnya tokoh sentral yang secara terus menerus menyuarakan upaya protokol kesehatan dengan bahasa yang sederhana, mudah dicerna oleh masyarakat awam. Perlu pelibatan tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh bangsa, ilmuwan,  organisasi profesi serta simpul simpul organisasi massa lainnya.

Pelembagaan Protokol Kesehatan

Program pelembagaan protokol kesehatan adalah kunci penting untuk keluar dari pandemik ini. Program ini berorientasi pada penciptaan #supporting environment#  Semua lembaga pemerintah dan sektor swasta berkewajiban membangun kultur baru pro sehat  terkhusus upaya penerapan protokol kesehatan di tempat kerja masing-masing.

Contohnya adalah pembentukan satgas covid di institusi masing masing, pemasangan marka-marka protokol kesehatan hingga diskusi dan webinar kesehatan termasuk Covid-19, untuk membuka wawasan personil dan karyawan tebtang ancaman sesungguhnya pandemik ini. 

Mengurai Stigma

Penghambat utama program pengendalian Covid-19 adalah tingginya stigma dimasyarakat. Sebagian warga malu dengan statusnya sebagian pasien Covid-19. Sehingga tidak mengunjungi layanan untuk testing ataupun menutup diri untuk tracing. Dampaknya tentu ledakan kasus yang tidak terbendung  akan terus muncul.

Mengurai stigma perlu dituntaskan dengan berbagai pendekatan diantaranya; testimoni penyintas, penguatan  komunikasi berisiko. Perluasan akses informasi yang benar kepada masyarakat. Dengan merekonstruksi program yang sudah ada tersebut, diharapkan pandemi Covid-19 dapat segera dikendalikan lebih cepat dan efisien. Dan catastropic pandemi Covid-19 dapat dikontrol lebih seksama.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *