Bintan, KepriDays.co.id – SMPN 1 Bintan di Kijang Kota terbakar, Jumat (6/9/2024). Kobaran api dan asap yang menggumpal memenuhi ruang kelas di lantai dua sekolahan tersebut.
Pantauan di lapangan, ratusan pelajar berhamburan keluar dari kelasnya untuk menyelamatkan diri. Mereka berlari menuju lapangan sekolah yang berdekatan dengan jalan raya.
Namun ironisnya dua pelajar tak dapat menyelamatkan diri karena terkurung dalam ruangan yang berada di lantai dua. Teriakan histeris meminta tolong kedua pelajar terdengar hingga halaman sekolahan.
Pihak sekolah langsung melaporkan kejadian ini ke UPTD Pemadam Kebakaran (Damkar) Bintan Timur.
“Kita dapat laporan dari pihak sekolah bahwa lantai dua sekolahan terbakar dan ada dua pelajar yang terkurung di dalam ruangan,” ujar Ketua UPTD Damkar Bintan Timur, Nurwendi.
Mendapati laporan tersebut, UPTD Damkar Bintan Timur mengerahkan belasan personil dan dua armada kebakaran bermuatan 6 ton air ke lokasi kejadian. Kemudian melakukan koordinasi dengan TRC BPBD Bintan, PMI, dan Tagana.
“Sesampainya disana tampak asap mengepul keluar dari jendela ruangan di lantai dua. Kita juga mendengar teriakan histeris,” katanya.
Bersama TRC, PMI, dan Tagana langsung beraksi menyelamatkan kedua pelajar dan memadamkan kobaran api di lantai dua sekolahan tersebut.
Tidak perlu waktu lama, kedua pelajar berhasil dievakuasi dari dalam ruangan dan dibawa ke lapangan sekolahan.
“Dua pelajar itu cewek dan cowok. Yang cewek mengalami luka parah sementara cowok pingsan akibat mengirup asap. Keduanya sudah kita evakuasi dan langsung ditangani oleh PMI,” jelasnya.
Proses pemadaman kebakaran dilakukan dengan dua arah. Mobil pertama dibagian depan ruangan dan mobil kedua dibagian belakang ruangan. Beberapa menit kemudian api berhasil dipadamkan.
“Pemadaman api ini menelan 6 ton air yang disemprotkan dari 2 armada damkar. Kita pastikan tidak ada titik api lagi kalau untuk penyebabnya belum diketahui,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bintan Ramlah, mengaku kebakaran SMPN 1 Bintan di Kijang Kota ini tidak benar-benar terjadi melainkan hanya sebuah simulasi saja.
“Ini simulasi saja. Bukan nyata,” sebutnya.
SMPN 1 Bintan dijadikan sasaran simulasi kebakaran ini dikarenakan SMPN 1 Bintan menjadi Pilot Project Sekolah Aman Bencana 2024.
Simulasi tersebut dilaksanakan untuk mengantisipasi adanya kebencanaan di sekolah serta mengedukasi pelajar dan masyarakat yang berada di sekolah.
“Tujuannya agar sekolah memahami penanganan kebakaran,” ucapnya.
Dari Januari-September 2024, BPBD Bintan sudah melaksanakan kegiatan simulasi kebakaran sebanyak 9 kali termasuk SMPN 1 Bintan ini.
Simulasi ini menjadi bahan praktek di lapangan. Agar pelajar, pihak sekolah, dan masyarakat dapat mengetahui bagaimana penanganan saat terjadi kebakaran.
“Kami sudah menerbitkan surat edaran ke sekolah juga agar setiap sekolah dapat menyediakan alat pemadam kebakaran (Apar) untuk penanganan pertama jika terjadi kebakaran,” tambahnya.
Selain SMPN 1 Bintan, kedepannya akan membentuk sekolah aman bencana di wilayah rawan bencana, termasuk di wilayah banjir dan angin puting beliung.
Ada beberapa wilayah yang perlu diberikan sosialisasi untuk pencegahan bencana di daerah Toapaya, Teluk Bintan dan Ekang Aculai.
“Diwilayah ini memerlukan kesiapsiagaan bagaimana mereka dapat menangani saat banjir dan angin puting beliung melanda,” tutupnya.
Wartawan: Ari
Editor: Roni