Tanjungpinang, KepriDays.co.id – Menjelang perayaan Natal dan tahun baru, stok sembilan bahan pokok (sembako) di Kota Tanjungpinang aman. Diperkirakan tidak akan terjadi kelangkaan sembako.
Hal ini terungkap pada rapat rutin bulanan TPID Kota Tanjungpinang bulan Desember 2018, bertempat di ruang rapat Kantor Walikota Tanjungpinang, Senin (17/12).
Wakil Walikota Tanjungpinang, Rahma yang hadir dalam rapat tersebut menyampaikan terimakasih kepada seluruh anggota TPID yang hadir. Karena berkat kerja keras TPID, inflasi di Tanjungpinang stabil.
“Alhamdulillah koordinasi kita hari ini berjalan lancar, semoga kerjasama yang sudah kita bina selama ini dapat terus berjalan baik dan berdampak positif kepada masyarakat, dari kerja keras kita semua, Tanjungpinang bisa mendapatkan TPID terbaik Se-Kepri, semua ini tidak akan terwujud tanpa adanya kerjasama kita semua,” ujar Rahma.
Dalam kesempatan ini Rahma juga berpesan agar koordinasi yang dilakukan dapat segera terlaksana di lapangan sesuai tupoksi masing-masing, agar ketersediaan kebutuhan pangan dapat terpenuhi dan tidak meresahkan masyarakat, apalagi sudah masuk musim libur sekolah, serta Natal dan Tahun Baru.
“Semua harga barang atau komoditi jangan sampai harga melambung tinggi, kita di pemerintah harus sigap dalam memantau harga khususnya kebutuhan pokok, untuk menekan inflasi di Kota Tanjungpinang dan dalam waktu dekat saya akan turun langsung ke pasar untuk memantau harga dan ketersediaan barang dipasar,” tutup rahma.
Kunci untuk mengendalikan serta menjaga harga komoditas di pasaran agar tetap stabil adalah ketersedian stok yang cukup, jika stok tersebut kurang maka hukum ekonomi itu akan berjalan dimana jika ketersedian stok tidak mencukupi maka harga dari bahan komuditas tersebut akan meningkat, jelas Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang Drs. Riono, M. Si yang juga merupakan Ketua TPID Kota Tanjungpinang.
“Kita akan menghadapi Natal dan Tahun Baru, meski tidak seheboh menghadapi lebaran Idul Fitri dan di tambah lagi akan menghadapi musim utara, tentunya ini tetap perlu kita sinergikan agar stok di pasaran tetap cukup untuk memenuhi kebutuhan Natal dan Tahun Baru,” ungkap Riono.
Oleh karena itu untuk memastikan ketersedian stok yang cukup di pasaran pada rapat rutin bulanan kali ini, Riono mengundang pengusaha ayam potong yang ada di Kota Tanjungpinang karena terjadi kenaikan harga ayam potong pada bulan November hingga pertengahan Desember.
Beberapa waktu yang lalu Tanjungpinang sudah melakukan kerjasama dengan Kabupaten Kulonprogo untuk kerjasama ketersediaan pangan khususnya cabai. “Kita juga akan mencoba menjalin kerjasama dengan Sumatera Barat untuk pemenuhan kebutuhan pangan di Kota Tanjungpinang, dan Alhamdulillah BUMD sudah melakukan survey untuk jalur transportasinya,” tutup Riono.
Begitu pula dengan Bulog membenarkan bahwa untuk pasokan beras medium, premium, gula dan minyak goreng, Bulog saat ini masih cukup untuk mengkover kebutuhan bagi masyarakat Kota Tanjungpinang untuk 3 bulan mendatang dan masih bisa menjual dibawah HET.
Selain itu perkembangan inflasi di Kota Tanjungpinang pada bulan November 2018, berdasarkan data yang di paparkan oleh BPS ada 35 komoditi yang mengalami penurunan harga dan 57 komoditi mengalami kenaikan harga. Penyumbang Inflasi salah satunya adalah nasi dengan lauk, bahan bakar rumah tangga, angkutan udara dan sebagainya. Pada bulan November 2018 ini Kota Tanjungpinang mengalami deflasi sebesar -0.11% (mtm), Kota Batam inflasi 0,51% (mtm), Kepri sebesar 0,43% (mtm) dan nasional sebesar 0,27% (mtm). Sedangkan inflasi tahun kalender dari Januari-November 2018, Kota Tanjungpinang sebesar 1,50% (ytd) dan inflasi tahunan sebesar 2,35% (yoy)
Adapun resiko inflasi akhir tahun dipengaruhi curah hujan dan gelombang tinggi, ekspektasi inflasi jelang Natal dan Tahun Baru, potensi kenaikan harga cabai merah dan tarif angkutan udara dikarenakan memasuki musim liburan. Sedangkan rekomendasi pengendalian inflasi diantaranya kerjasama lintas TPID untuk mengendalikan harga komoditas tertentu yang mengalami surplus di masing-masing kabupaten dan kota .
Selain itu juga perlu dilakukan pengembangan program urban farming dengan skala yang lebih luas seperti penanaman sayuran penyumbang inflasi seperti bayam, kangkung dan kacang panjang. Mengintensifkan kerjasama antar daerah untuk pasokan bahan makanan khususnya yang berpotensi mengalami kenaikan harga.Selanjutnya untuk pengendalian inflasi diharapkan dapat menjaga kelancaran arus bongkar muat dan distribusi angkutan barang komoditas pangan ke Kota Tanjungpinang dan perlu dikomunikasikan kepada masyarakat untuk mengendalikan konsumsi ikan laut menjelang angin musim utara. (*)