Tanjungpinang, KepriDays.co.id – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistim zonasi menuai keluhan. Orang tua banyak mempermasalahkan sistem tersebut karena anaknya ditolak masuk ke sekolah pilihannya.
Pantauan di lapangan, wali murid tidak puas dengan hasil pendaftaran online sistem zonasi itu dan protes ke Dinas Pendidikan.
Kepada Kepridays.co.id beberapa wali murid mengeluhkan anaknya tidak diterima masuk ke sekolah negeri di zonasinya. Dan mereka pun bingung ingin mendaftarkan anaknya.
Menanggapi ini, Kabid SMP Disdik Kota Tanjungpinang, Ellysa Purnawaty mengatakan masih banyak murid dan wali murid yang mengunginkan masuk ke sekolah yang dianggapnya pavorit, namun jauh dari rumahnya, sehingga tertolak.
“Ada yang pilihan pertamanya masih jauh dari alamatnya, sehingga sekolah pilihan yang diinginkannya sudah dipenuhi pendaftar yang terdekat, dan tentu ia tertolak,” katanya.
Kemudian, pilihan keduanya justru lebih jauh lagi. Ia mencontohlan ada yang tinggal di Tanjungpinang Timur, menganbil pilihan pertama SMPN 5.
“Pilihan keduanya SMPN 1 yang justru lebih jauh lagi, tentu juga tertolak. Harusnya pilihannya yang lebih dekat dari pilihan pertama. Mengapa harus pilih yang jauh, padahal di Tanjungpunang Timur juga ada SMP Negeri yang lebih dekat,” katanya.
Ia menambahkan, jika ada wali murid yang menganggap dengan ditolak kedua pilihan tersebut berarti tidak dapat masuk sekolah negeri, itu masih keliru, karena pendaftaran masih berlangsung.
“Masih ada Sekolah Negeri yang lengang, tinggal pilih dan ini belum final. Ketimpangan ini karena masih ada yang lebih memilih sekolah pavoritnya ketimbang zonasi terdekat,” tambahnya.
Pantauan media ini dilapangan, kendala lainnya yang dihadapi wali murud ialah mereka mendaftar online dengan alamat lama. Sementara sudah pindah rumah yang zonasinya lebih jauh dari sebelumnya, sehingga harus menyesuaikan alamat Kartu Keluarganya yang baru.
Fenomena ini dijawab oleh Kabid bahwa, wali murid saat diberi sosialisasi setahun yang lalu, dan gencar-gencarnya 6 bulan terakhir, mungkin masih belum menganggap perlu, atau lupa, padahal penting.
“Kalau sudah mendadak begini, baru kita sadari kalau merubah alamat sesuai KK itu penting,” jelasnya.
Wartawan: Munsyi Untung
Editor: Ikhwan
Komentar