Tanjungpinang, KepriDays.co.id – Pemko Tanjungpinang melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) membentuk tempat kegiatan Pelatihan Pembinaan Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) di 18 Kelurahan se-Tanjungpinang.
Menurut Kepala DP3APM Tanjungpinang Raja Khairani melalui sekretarisnya Lindawati, dibentuknya ini karena angka kekerasan terhadap anak pada tahun 2015 berjumlah 46 anak, tahun 2016 naik 81 anak, tahun 2017 turun sedikit menjadi 75 anak, dan tahun 2018 naik lagi 80 anak.
“Kasus terbanyak adalah pelecehan seksual dan pemerkosaan, dengan anak sebagai korban, meski ada ditemukan anak sebagai pelaku,” sebutnya saat membacakan laporan panitia PATBM di Hotel Aston KM. 11 Tanjungpinang.
Oleh sebab itu, lanjutnya, dalam penanganan kasus anak di kelurahan, maka dibentuklah PATBM Kota Tanjungpinang dari 18 Kelurahan.
“Saat ini sudah 9 Kelurahan yang terbentuk, dan adapun program kegiatan ini akan dibentuk lagi 9 Kelurahan sebagai menunjang Kota Layak Anak,” terangnya.
Ia menambahkan, gerakan PATBM ini dibentuk oleh Kementeian PP dan PA karena menyadari bahwa masih tingginya kasus kekerasan terhadap anak.
“Gerakan ini oleh masyarakat dan untuk masyarakat/kelompok orang yang tinggal di Desa atau Kelurahan yang mampu mengenali, menelaah, dan mengambil. inisiatif untuk mencegah dan menangani masalah kekerasan terhadap anak yang ada di lingkungannya sendiri,” ujarnya.
Sementara, Walikota Tanjungpinang, H. Syahrul mengatakan, berbicara tentang perlindungan anak, terkait erat dengan masa depan bangsa, karena merekalah penerusnya nanti.
Di lapangan, kata Syahrul, terkadang kurang peduli terhadap sikap anak-anak jika tidak terkait langsung dengan kita. Misalnya, anak tersebut bukan saudara, bukan anak didik kita, bukan warga kita dan sebagainya sehingga kurang diperdulikan.
“Jika begini terus menerus, maka akan sulit bagi kita mengatasi. Tapi kalau kita semua elemen sama-sama peduli, tentu bisa. Karena “Sampaikan nasehat kebaikan walau hanya satu ayat” itu bukan hanya untuk ustadz atau ustadzah saja, tapi kita semua ummat,” kata Syahrul.
Warawan: Munsyi Untung
Editor: Roni