Harus Segera Diatasi, Limbah Oil Sludge Ganggu Pariwisata Lagoi

Bintan, KepriDays.co.id – Pantai Sakera dan pantai sekitaran Lagoi terkena dampak limbah Oil Sludge. Hal ini sangat mengganggu. Selain merusak lingkungan, dampak dari limbah tersebut juga berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan.

Demikian disampaikan Manager Lingkungan PT BRC Rai saat komisi III DPRD Kepri dan DLH melakukan peninjauan. “Selain mengakibatkan kerusakan lingkungan limbah ini sangat berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisatawan di tempat kami,” katanya, Selasa (22/1/19) kemarin.

Rai juga menjelaskan bahwa sepanjang pantai yang mereka kelola yakni 105 km, sekitar 9-10 km terkena dampak limbah tersebut. “Pihak hotel yang berada di kawasan pantai yang terdampak limbah tersebut sering komplain apalagi memasuki musim angin utara seperti sekarang ini,” jelasnya.

Atas insiden tersebut, PT BRC langsung melakukan koordinasi dengan kementerian terkait yakni Kementerian Koordinator Kemaritiman, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

“Limbah yang telah kami angkut dari bibir pantai selama Januari ini sudah mencapai 3,5 ton, sedangkan pada tahun 2018 lalu total limbah mencapai 41,6 ton,” terangnya.

Sementara menanggapi keluhan BRC, Kasi Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kepulauan Riau Edison mengatakan, pemerintah telah ikut membantu BRC dalam menyiapkan drum-drum sebagai tempat penampungan limbah setelah diangkat dari bibir pantai.

“Setelah terkumpul limbah tersebut akan diangkut dan dibawa ke PT Desa Air Cargo Batam untuk dimusnahkan,” katanya.

Sedangkan untuk diketahui limbah oil sludge tersebut diduga berasal dari kapal-kapal tanker yang melakukan aktivitas tank cleaning di perairan OPL. Dari tengah laut, limbah oil sludge tersebut diperkirakan butuh waktu sekitar 15 – 24 jam untuk mencapai bibir pantai berdasarkan pantauan dari Bali Radar Ground Receiving Station (BARATA) Balai Riset dan Observasi Laut milik Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Limbah oil sludge selain mencemari Pantai Nongsa Batam juga mencemari perairan di Bintan yakni di daerah pesisir Pantai Sakera, Pantai Teluk Sebong hingga ke kawasan pantai BRC. Akibatnya selain berpengaruh pada nelayan disekitar pantai tersebut juga berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan di Bintan Resort. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *