Ajukan Bantuan ke Pemerintah, Lima Sanggar Tak Lolos Verifikasi

Karimun, KepriDays.co.id – Sebanyak 12 Sanggar Tari yang ada di Kabupaten Karimun mengajukan bantuan ke pemerintah. Namun setelah di seleksi atau di verifikasi oleh Tim Verifikator Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Provinsi Kepri ada lima sanggar yang tak lolos.

“Ada 12 sanggar yang mengajukan, tapi yang lolos hanya 7 saja. Tujuan dilakukan verifikasi ini agar sanggar yang menerima bantuan adalah sanggar yang benar-benar masuk kategori, agar tepat sasaran,” ujar salah seorang tim verifikator dari BPNB Kepri, Sobu, Sabtu (23/3) siang.

Sobu menambahkan, lima sanggar yang tidak lolos verifikasi adalah sebagian diantaranya merupakan yang dikelola oleh keluarga, sehingga sanggar tersebut tidak bisa terverifikasi.

Untuk kategori verifikasi adalah sanggar yang memiliki NPWP atas nama sanggar bukan nama pribadi atau siapapun, begitu juga rekening atas nama sanggar dan paling utama harus ada legalitas dari notaris, karena disitu akan dilihat kesesuaian dengan AD ART yang mereka punya.

“Lalu sanggar tersebut harus berdiri paling kurang dua tahun sebab dalam jangka waktu segitu sudah banyak kegiatan yang mereka ikuti. Sementara kalau sanggar yang baru gaweannya juga tidak akan terlihat karena gaungnya belum ada. Namun bukan tidak boleh mengajukan akan tetapi kita melihat apakah memenuhi syarat apa tidak,” jelas dia.

Sementara untuk pengajuan bisa melalui Kantor Dinas Pariwisata, Kantor BPNB Provinsi Kepri atau dikirimkan langsung ke PKT atau Kemendikbud. Artinya bagi sanggar yang ingin mengajukan permohonan bantuan bisa melalui mana saja.

Terpisah, Kepala Seksi Pembinaan Budaya Daerah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karimun Ahadian Zulseptriadi mengatakan, agar sanggar-sanggar di Kabupaten Karimun ini mendapatkan bantuan tentunya dengan komunitas sanggar yang jelas.

“Maka dari situ kita bisa mengetahui mana sanggar-sanggar yang aktif, menumpang nama atau yang musiman atau tidak aktif lagi. Sebab di Karimun ini sudah terlalu banyak sanggar yang fiktif, maka kita menginginkan sanggar-sanggar yang jelas keberadaannya, keaktifannya yang betul-betul layak mendapatkan bantuan tersebut,” katanya.

Wartawan: Sari
Editor: Roni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *